JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Raksasa teknologi, Microsoft kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dengan jumlah mencapai 9.100 karyawan atau sekitar 4 persen dari total tenaga kerja global mereka, demikian dilaporkan The Verge, Kamis (3/7/2025). Divisi gim khususnya Xbox dan studio-studiodi bawahnya, menjadi salah satu yang paling terdampak PHK massal Microsoft ini.
PHK ini merupakan gelombang terbaru dalam rangkaian pemangkasan besar-besaran yang dilakukan perusahaan sejak awal 2024. Berdasarkan laporan The Seattle Times dan Bloomberg, pemangkasan ini turut mencakup pembubaran sejumlah studio dan pembatalan proyek gim yang telah lama dikembangkan.
Salah satu studio yang terkena dampak adalah The Initiative, pengembang Perfect Dark, yang kini resmi ditutup. Gim Perfect Dark dan Everwild dari Rare juga dibatalkan. Sementara itu, Turn 10 Studios yang menggarap seri Forza Motorsport kehilangan lebih dari 70 karyawan.
Pemangkasan juga terjadi di King, pengembang Candy Crush yang kini menjadi bagian dari Microsoft setelah akuisisi Activision Blizzard. Sekitar 10 persen karyawan King atau sekitar 200 orang terkena PHK.
Dalam memo internal yang dikirim kepada karyawan, Kepala Xbox Phil Spencer menyebut, bahwa langkah ini dilakukan untuk memperkuat fokus pada area pertumbuhan strategis dan menyederhanakan struktur manajemen.
“Untuk memastikan kesuksesan jangka panjang, kami akan mengurangi atau mengakhiri sejumlah aktivitas bisnis serta mengikuti kebijakan Microsoft dalam memangkas lapisan manajemen agar lebih gesit dan efektif,” tulis Spencer dalam pernyataannya.
Ia juga menegaskan bahwa keputusan sulit ini bukan cerminan dari kualitas atau dedikasi para karyawan yang terdampak.
Spencer menyampaikan penghargaan atas kontribusi mereka selama ini dan menyebut bahwa PHK kali ini adalah bagian dari langkah strategis jangka panjang perusahaan.
Microsoft menyebut bahwa seluruh karyawan yang terdampak akan menerima pesangon, akses layanan kesehatan sementara, dan dukungan transisi kerja, termasuk kesempatan untuk melamar posisi terbuka di unit bisnis Microsoft Gaming dengan prioritas peninjauan.
Baca Juga:
AI Bisa Baca Emosi dari Kamera Depan, Terobosan Medis atau Ancaman Privasi?
Game Black Clover Mobile Akan Ditutup Agustus 2025, Ini Alasannya
PHK Beruntun Sejak Akuisisi Activision
PHK besar-besaran ini terjadi kurang dari dua bulan setelah Microsoft mengumumkan pengurangan lebih dari 6.000 karyawan pada April lalu, serta tambahan 305 orang pada awal Juni. Sebelumnya, Microsoft juga telah memangkas 1.900 karyawan dari divisi Activision Blizzard dan Xbox pada Januari 2024.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, perusahaan juga menutup beberapa studio, termasuk Arkane Austin dan Tango Gameworks, yang sempat populer lewat gim Hi-Fi Rush.
PHK beruntun ini memunculkan kekhawatiran dari kalangan pengamat industri dan karyawan internal. Sejumlah sumber internal menyebut bahwa moral tim tengah berada di titik rendah akibat ketidakpastian dan kurangnya komunikasi dari manajemen.
Padahal, secara performa, Xbox justru mencatat pertumbuhan signifikan. Jumlah pemain dan durasi bermain gim-gim Microsoft disebut mencetak rekor baru, namun justru diikuti dengan keputusan pemangkasan karyawan dan pembatalan proyek ambisius.
Restrukturisasi Pasca Akuisisi Terbesar
Langkah efisiensi ini terjadi kurang dari setahun setelah Microsoft menyelesaikan akuisisi Activision Blizzard senilai US$69 miliar, yang merupakan akuisisi terbesar dalam sejarah industri gim. Sejak saat itu, Microsoft telah menjalani berbagai restrukturisasi untuk menyatukan lini bisnis gimnya.
Analis menilai bahwa Microsoft kini tengah berupaya memfokuskan pengembangan pada waralaba besar dan pengembangan gim-gim andalan yang diprediksi mampu menghasilkan keuntungan jangka panjang, dibanding mempertahankan proyek eksperimental yang dianggap berisiko.
Dengan gim Call of Duty: Black Ops 6, Fable, hingga Starfield yang siap dirilis, perusahaan kini mengarahkan fokus pada kualitas dan efisiensi.
Namun, langkah ini dinilai berisiko menurunkan kepercayaan kreator gim dan komunitas pemain.
“Kalau terus begini, banyak talenta terbaik di industri akan pergi. Inovasi sulit tumbuh di bawah tekanan restrukturisasi,” ujar salah satu pengembang yang identitasnya dirahasiakan.
(Dist)