BANDUNG,TM.ID: Tradisi munggahan menjelang puasa Ramadhan selalu identik dengan makan-makan. Perlu Anda ketahui, menu asli masakan untuk sajian munggahan di Jawa Batat.
Tradisi munggahan sudah menjadi “agenda tetap” masyarakat di setiap menjelang puasa Ramadhan, yang selalu diwarnai dengan acara makan bersama.
Pandangan masyarakat saat ini, munggahan biasanya hanya identik dengan makan bersama keluarga, kerabat atau rekan, beberapa hari sebelum puasa Ramadhan.
Munggahan juga hanya diidentikkan dengan makan sahur di hari pertama puasa bersama keluarga, dengan hidangan istimewa.
Secara etimologi, munggahan berasal dari kata ‘unggah’ yang berarti naik atau meningkat. Sedangkan secara semantis atau pemaknaan, munggahan mengacu pada perubahan diri seseorang ke arah yang lebih baik.
Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana dari Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD), dalam hasil penelitiannya menjelaskan soal prosesi dalam tradisi munggahan.
Keduanya melakukan penelitian kualitatif dengan kajian budaya yang berlaku di tengah masyarakat Priangan, tepatnya di wilayah Kota Bandung secara langsung.
“Munggahan merupakan biasa dilakukan masyarakat secara rutin ketika sudah memasuki bulan Sya’ban sebagai pengingat bahwa bulan Ramadhan akan segera tiba,” demikian penjelasan para peneliti tersebut mengenai tradisi Munggahan.
BACA JUGA: Rekomendasi 10 Menu Masakan untuk Munggahan Ramadhan 2024
Berikut ulasan mengenai prosesi Munggahan dengan berbagai kebiasaan yang sudah mentradisi secara turun-temurun, sebagaimana dikutip dari karya ilmiah Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana dari Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD).
Adapun munggahan di masa lampau biasanya diwarnai dengan tradisi berikut:
1. Bertukar atau Berbagi Makanan
Dalam proses tradisi munggahan pada saat masyarakat melakukan kegiatan makan bersama dan berbagi makanan dengan tetangga satu sama lain.
Kebiasaan lainnya adalah saling menukar lauk pauk antara satu rumah tangga dengan rumah tangga yang lain.
Biasanya msyarakat membuat menu makanan dalam jumlah banyak dengan tujuan untuk diberikan kepada kerabat atau tetangga.
Uniknya, orang lain juga melakukan hal yang sama, sehingga semua orang bisa saling menikmati shodaqoh makanan tersebut.
2. Makan Bersama
Proses tradisi utama yang masih berlaku di masyarakat dalam mengisi tradisi Munggahan adalah makan bersama, yang biasanya satu sampai dua hari sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Biasanya menu masakan penyerta nasi pada tradisi munggahan ini antara lain:
1. Rendang Daging
2. Semur Daging
3. Oseng Bihun atau Oseng Mie
4. Sambal Goreng Kentang
5. Bistik Daging Sapi
Makanan atau camilan penyerta menu munggahan yang biasa disuguhkan di antaranya rangginang, wajit, ulen (uli), peuyeum ketan, dll.
(Aak)