Mengungkap Plagiat Lagu “Halo-halo Bandung” dalam Lagu “Helo Kuala Lumpur”

Penulis: hafidah

Helo Kuala Lumpur
(tangkap layar Youtube Lagu Kanak TV)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial dan platform berbagi video, seperti YouTube, telah menjadi tempat yang penting dalam menyebarkan konten musik. Namun, seringkali kontroversi juga timbul, terutama ketika lagu-lagu yang menjadi populer dicurigai sebagai plagiarisme dari karya lain.

Kontroversi serupa terjadi ketika sebuah lagu anak-anak asal Malaysia, “Helo Kuala Lumpur,” dibandingkan dengan lagu “Halo-halo Bandung” dari Indonesia. Artikel ini akan membahas kontroversi tersebut dengan lebih rinci.

Latar Belakang Kontroversi

Pada tahun 2020, sebuah saluran Chanel YouTube  “Lagu Kanak TV” mengunggah video yang memuat lagu anak-anak berjudul “Helo Kuala Lumpur.” Video tersebut segera mendapatkan perhatian, terutama dari warganet di Malaysia. Namun, kehebohan sebenarnya bermula ketika seorang warganet menyadari bahwa lirik dan melodi lagu ini sangat mirip dengan lagu “Halo-halo Bandung” yang merupakan ciptaan Ismail Marzuki, seorang komponis terkenal Indonesia.

Kabar tentang kemiripan ini menyebar dengan cepat di media sosial dan segera menjadi perbincangan publik di kedua negara. Banyak warganet merasa kesal terhadap lagu “Helo Kuala Lumpur” dan saluran yang mengunggahnya. Mereka merasa bahwa lagu ini merupakan sebuah plagiat yang tidak pantas.

BACA JUGA : Pertama dalam Sejarah, Indonesia Lolos ke Putaran Final Piala Asia U23 Qatar

Reaksi Warganet

Warganet dari Indonesia memberikan beragam reaksi terhadap kontroversi ini. Beberapa komentar yang muncul di media sosial antara lain:

“Liriknya jelek banget, maksa. Mending kalo nyontek di ubah jadi lebih bagus, lah ini udah nyontek, jelek lagi.”tulis @Greschinov,

“Ismail Marzuki sedih kalo denger karyanya di plagiat negara tetangga,”@nadeuxx

“Negara tetangga ini gak punya ciri khas bisanya cuma curi identitas negara kita, harusnya ada tindakan sih.”@sun31__

“Minta di serang bner negaranya kak ros”@penyambutsenja

“Hm si paling maju pdhl minim kreatif”@rizkaa2808

Reaksi negatif warganet dari Indonesia menunjukkan betapa seriusnya isu ini. Mereka tidak hanya merasa bahwa lagu tersebut adalah plagiarisme, tetapi juga menilai bahwa lagu tersebut tidak menghormati karya asli Ismail Marzuki.

Fakta Seputar Lagu “Halo-halo Bandung”

Untuk memahami kontroversi ini, perlu paham bahwa lagu “Halo-halo Bandung” adalah salah satu lagu yang sangat bersejarah bagi Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Ismail Marzuki pada tahun 1946, saat peristiwa bersejarah Bandung Lautan Api terjadi pada 23-24 Maret 1946. Lagu ini bukan hanya lagu biasa, tetapi juga memiliki makna dan kepentingan historis yang besar bagi masyarakat Indonesia.

 

 

(Hafidah/Usamah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
WNI di Iran-1
6 WNI Evakuasi Iran Tiba di Indonesia Hari Ini
Nadin Amizah
Resmi Tunangan! Nadin Amizah dan Adik Sheila Dara Tampil Elegan
Jirayut
Jirayut Ungkap Alasan Belum Wamil
hut bhayangkara
Sambut HUT Bhayangkara, Polda Metro Siapkan Kantong Parkir di Monas
daftar sekolah kedinasan
Besok Dibuka! Begini Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2025
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Remu Suzumori Masuk Daftar 7 Aktris Paling Sukses di Jepang

3

CEK FAKTA: Pangeran Arab Terbangun Setelah 20 Tahun Koma

4

Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran

5

Nabati Berikan Komitmen untuk Warga Desa Ciparay Majalengka
Headline
Sebuah Mobil Terperosok di Jalan Gentong Arah Tasikmalaya
Sebuah Mobil Terperosok di Jalan Gentong Arah Tasikmalaya
Hujan Deras Akibatkan Debit Air Cimanuk Garut Naik
Hujan Deras Akibatkan Debit Air Cimanuk Garut Naik
longsor cilawu garut
Hati-hati! Ada Longsor di Cilawu Garut Pagi Ini
Hari Ini Kota Besar di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan
Hari Ini Kota Besar di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.