BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Hari Raya Imlek menjadi momen spesial yang menandai pergantian tahun dalam kalender China. Dalam perayaan tahun baru Imlek, terdapat berbagai macam tradisi turun-menurun yang memiliki nilai dan makna yang mendalam, termasuk perayaan Imlek di Indonesia.
Selain menyambut tahun baru, perayaan Imlek menjadi waktu untuk bersyukur atas pencapaian selama satu tahun terakhir dan berdoa memohon keberuntungan di tahun mendatang.
9 Tradisi Imlek di Indonesia
Berikut sembilan tradisi Imlek yang masih ada hingga kini:
1. Berbagi Angpao, Simbol Berbagi Rezeki
Saat perayaan Imlek, anak-anak dan remaja sangat menanti tradisi berbagi angpao. Orang yang sudah menikah memberikan angpao kepada keluarga atau kerabat yang belum menikah sebagai simbol berbagi rezeki dan doa keberuntungan.
Warna merah pada amplop angpao melambangkan keberuntungan, kebaikan, dan kesejahteraan. Tradisi ini memiliki keunikan, yaitu jumlah uang di dalamnya sebaiknya mengandung angka delapan yang masyarakat percayai dapat membawa keberuntungan.
2. Membersihkan Rumah Menjelang Imlek
Menjelang perayaan Imlek, keluarga Tionghoa membersihkan rumah secara menyeluruh. Masyarakat percaya tradisi ini mampu menghilangkan energi buruk dan membuka pintu bagi keberuntungan. Namun, ada aturan penting saat melakukannya: Tidak boleh membuang kotoran ke luar rumah agar kemakmuran tetap terjaga.
3. Dekorasi Merah sebagai Simbol Keberuntungan
Warna merah menjadi elemen dominan dalam dekorasi Imlek, mulai dari rumah hingga pakaian. Warna ini melambangkan kesejahteraan, keberuntungan, dan perlindungan dari hal-hal negatif. Masyarakat Tionghoa juga meyakini bahwa warna merah mampu mengusir makhluk buas bernama Nian yang diyakini mengganggu manusia, terutama anak-anak, saat musim semi.
4. Hidangan Khas Penuh Makna
Setiap daerah memiliki sajian khas Imlek yang unik. Umumnya, hidangan makanan ini terdiri dari 12 jenis, mewakili 12 shio dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa.
Contoh makanan khas adalah kue lapis yang melambangkan rezeki berlapis, mie panjang umur sebagai doa panjang umur, dan kue keranjang yang mencerminkan harapan kehidupan manis.
5. Petasan dan Kembang Api sebagai Penangkal Nasib Buruk
Perayaan Imlek kurang lengkap tanpa kehadiran petasan dan kembang api. Suara bising dari kedua benda ini dipercaya mampu mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Biasanya, petasan digantung dalam gulungan kertas merah yang menghiasi rumah selama perayaan.
6. Atraksi Barongsai yang Menghibur dan Bermakna
Pertunjukan barongsai selalu hadir dalam perayaan Imlek. Dua orang berkolaborasi memerankan singa dengan kostum khas untuk menampilkan atraksi memukau. Tradisi ini berasal dari kisah warga yang menyamar menjadi singa untuk menakut-nakuti monster jahat. Kini, barongsai menjadi simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan pengusir roh jahat.
7. Berkumpul dan Mengunjungi Keluarga
Momen Imlek dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga besar dan kerabat dekat. Tradisi ini bertujuan mempererat tali persaudaraan sekaligus menjadi waktu untuk menikmati kebersamaan dengan orang-orang terkasih.
8. Sembahyang sebagai Wujud Penghormatan Leluhur
Tradisi sembahyang biasanya dilakukan di klenteng atau di altar rumah. Dalam prosesi ini, masyarakat Tionghoa yang beragama Buddha atau Konghucu menyajikan persembahan berupa buah, kue, dan daging untuk menghormati serta mendoakan leluhur.
9. Hujan, Pertanda Turunnya Rezeki
Hujan yang turun saat perayaan Imlek dianggap sebagai simbol turunnya rezeki. Semakin deras hujan, semakin besar harapan akan keberuntungan yang berlimpah di tahun baru. Karena itu, masyarakat Tionghoa selalu menyambut baik datangnya hujan di awal tahun.
BACA JUGA: Daftar Tempat Pertunjukan Barongsai Tahun Baru Imlek 2025 di Jakarta
Tradisi Imlek di Indonesia mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Tionghoa yang terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tidak hanya sebagai perayaan tahun baru, Imlek sebagai bentuk rasa syukur, doa dan harapan masyarakat Tionghoa.
(Virdiya/Usk)