BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Nanoteknologi adalah salah satu cabang ilmu dan teknologi yang mempelajari objek dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu sebesar sepersemiliar meter atau yang disebut nano. Istilah nano diambil dari bahasa Yunani yang berarti kecil. Nanoteknologi memanipulasi objek berukuran nano untuk menghasilkan benda baru dengan karakteristik khusus yang diinginkan.
Dampak Positif Nanoteknologi
Nanoteknologi telah memberikan berbagai dampak positif yang signifikan di berbagai bidang. Berikut adalah beberapa dampak positif dari nanoteknologi:
- Pemurnian Air: Nanoteknologi menghasilkan metode baru untuk pemurnian air dan penghilangan berbagai pengotor dari air tanah, menciptakan lingkungan yang lebih bersih.
- Energi: Inovasi dalam bidang energi seperti solar cell yang lebih efisien, kincir angin yang lebih ringan dan kuat, hingga mobil yang lebih hemat bahan bakar dihasilkan dari nanoteknologi.
- Kesehatan: Dalam bidang kesehatan, nanoteknologi membantu meningkatkan kualitas deteksi dan penanganan penyakit seperti kanker, sehingga prosesnya menjadi lebih mudah dan efektif.
- Otomotif: Nanoteknologi memberikan inovasi pada fitur-fitur otomotif seperti smart tires, jendela anti-kabut, serta suku cadang mobil yang lebih kuat dan tahan lama.
- Pertahanan: Nanoteknologi digunakan untuk membuat sensor deteksi senjata kimia dan biologi, serta pembuatan material dengan performa tinggi untuk keperluan pertahanan.
- Kehidupan Sehari-Hari: Nanoteknologi dapat ditemukan pada benda sehari-hari seperti kain anti-kotor dan peralatan olahraga dengan kualitas yang lebih baik.
- Ekonomi Global: Market nanoteknologi di seluruh dunia bisa mencapai 1 miliar dolar AS, dengan sekitar 6 juta orang di dunia saat ini bekerja di perusahaan yang terkait dengan nanoteknologi.
BACA JUGA: Baterai 18650 Nanotech Energy, Terobosan Baterai Litium-ion yang Aman dan Handal
Sejarah Nanoteknologi
Nanoteknologi pertama kali diperkenalkan oleh fisikawan Richard Feynmann pada tahun 1959 dalam presentasinya yang berjudul “There’s Plenty of Room at the Bottom”. Feynmann mengemukakan ide tentang kemungkinan merekayasa materi berukuran sangat kecil untuk membuat mesin berukuran molekul. Pada awalnya, pendapat Feynmann dianggap sebagai lelucon, namun hingga 20 tahun kemudian, Eric Drexler menjelaskan konsep konstruksi mesin yang sangat kecil dari himpunan atom-atom dan menggunakan istilah nanoteknologi.
Awal mula pengkajian nanoteknologi secara ilmiah diawali oleh sebuah artikel yang ditulis oleh profesor dari Tokyo University of Science, Norio Taniguchi, yang berjudul “Tentang Konsep Dasar Nanoteknologi” pada tahun 1974. Pada tahun 1981, fisikawan Gerd Binnig dan Heinrich Rohrer menemukan Scanning Tunneling Microscope, yang membuka era baru dalam dunia nanoteknologi. Temuan mereka mampu memetakan permukaan material dalam skala nanometer dan memungkinkan manipulasi atom dan molekul untuk menyusun struktur materi.
Sejak saat itu, perkembangan nanoteknologi melambung dengan pesat dan mulai bisa ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan. Di Indonesia, bidang nanoteknologi masih terbilang baru namun menjanjikan peluang dan area riset yang luas.
Dengan potensi dan dampak positif yang besar, nanoteknologi terus berkembang dan membuka berbagai kemungkinan baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. Ini adalah bidang yang penuh dengan inovasi dan kemungkinan yang akan terus mempengaruhi dan mengubah dunia kita.
(Budis)