BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Luis Enrique menjadi pusat perhatian usai membawa Paris Saint-Germain menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya, Minggu (1/6/2025) dini hari. Dalam perayaan gelar bersejarah itu, pelatih asal Spanyol tersebut mengenakan kaos hitam bergambar putrinya, Xana, yang meninggal dunia pada 2019 akibat kanker tulang.
Momen emosional ini menjadi penghormatan pribadi Luis Enrique di tengah euforia kemenangan besar atas Inter Milan. Gambar Xana kecil yang memegang bendera PSG terpampang di kaosnya simbol cinta dan kehilangan yang tak tergantikan.
Desain kaos tersebut terinspirasi dari kenangan saat Xana membawa bendera Barcelona pada final Liga Champions 2015, ketika Luis Enrique masih melatih Blaugrana. Kini, kenangan itu dihidupkan kembali dalam warna merah-biru PSG.
Kenangan yang Tak Pernah Hilang
Xana, putri Luis Enrique, tutup usia pada Agustus 2019 setelah berjuang melawan osteosarcoma, sebuah jenis kanker tulang yang langka dan agresif. Kepergian Xana menjadi cobaan berat yang mengguncang kehidupan Enrique dan keluarganya.
Sejak kehilangan tersebut, pelatih berusia 54 tahun itu kerap mengenang putrinya dengan menyisipkan pesan-pesan pribadi dalam berbagai momen penting sepanjang kariernya. Kemenangan bersama PSG di final Liga Champions tahun ini menjadi momentum paling bermakna untuk kembali mengenang Xana di panggung tertinggi sepak bola Eropa.
Peran keluarga sangat besar dalam mendampingi Luis Enrique melewati masa-masa sulit. Istri dan anak-anaknya menjadi sumber kekuatan utama. Bersama mereka, Enrique kemudian mendirikan Yayasan Xana, sebuah lembaga yang berfokus membantu anak-anak dan remaja yang menghadapi penyakit serius.
BACA JUGA:
Prediksi Skor PSG vs Inter Milan Final Liga Champions 2024/2025
Final Liga Champions 2025: PSG Tantang Inter Milan di Allianz Arena
Warisan Xana dan Yayasan Kemanusiaan
Didampingi keluarga, Enrique mendirikan Yayasan Xana, yang bergerak membantu anak-anak dengan penyakit serius. Sebagian gajinya sebagai pelatih PSG rutin disumbangkan untuk yayasan ini, menegaskan bahwa di balik prestasi, ia tetap setia pada nilai keluarga.
Gelar ini menjadi persembahan pertama Enrique untuk Xana di panggung tertinggi Eropa. Ketika dunia merayakan dominasi PSG, Enrique memberi pesan mendalam: kemenangan terbesar tetaplah tentang kasih, bukan sekadar trofi.
(Hq/_Usk)