BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berhasil harumkan nama bangsa di kancah Internasional dengan meraih Distinction Award, penghargaan tertinggi dalam ajang ASEAN Geospatial Challenge: Geospatial Youth Edition 2025, yang diselenggarakan di Marina Bay Sands, Singapura.
Ketiga mahasiswa tersebut terdiri dari Amira Puji Hastuti (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Adventhius Immanuel Karo-Karo (Fakultas Hukum), dan Yuda Ardiansyah (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).
Tim ini menggagas sebuah inovasi berbasis teknologi geospasial untuk mengatasi ketimpangan akses listrik di Indonesia. Mereka mengambil studi kasus di Kutai, Kalimantan, yang mengalami keterbatasan pasokan listrik.
Melalui pendekatan algoritma tanaman yang dipadukan dengan teknologi kecerdasan buatan—Reinforcement Learning (RL) dan Supervised Learning (SL)—mereka merancang sistem untuk menentukan jalur distribusi listrik paling efisien menuju wilayah terpencil.
“Inovasi ini diharapkan bisa menjadi solusi konkret bagi pemerataan listrik di Indonesia dan dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah. Kami juga berharap sektor riset dalam negeri makin giat dan relevan terhadap persoalan riil di masyarakat, terutama di daerah 3T,” ungkap Amira, melansir laman UI.
Perjalanan ketiganya dimulai dari seleksi nasional yang digelar oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), yang akhirnya memilih dua tim terbaik untuk mewakili Indonesia di tingkat ASEAN. Melalui proses riset dan seleksi yang ketat, mereka berhasil mengungguli lebih dari 100 tim dari berbagai negara Asia Tenggara.
Baca Juga:
Hadapi Perubahan Iklim, Mahasiswa UI Tawarkan Solusi 3D
UI Kembangkan Inovasi Limbah Plastik Jadi Teknologi Penangkap CO2
Ajang ini merupakan bagian dari Geo Connect Asia 2025 dan diselenggarakan oleh Singapore Land Authority. Tujuannya adalah mendorong generasi muda ASEAN dalam memanfaatkan data geospasial guna mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, menyampaikan apresiasi atas pencapaian tersebut.
“Ini membuktikan bahwa kolaborasi akademik yang kuat mampu melahirkan inovasi berdampak. Semoga hasil riset ini bisa menjadi masukan berharga bagi para pemangku kebijakan, khususnya dalam menghadirkan keadilan energi di pelosok negeri,” tuturnya.
(Virdiya/Budis)