BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mahasiswa program studi (Prodi) Komunikasi Universitas Halim Sanusi (UHS) sukses gelar acara “Cinema Talk” dengan tema “Bedah Film dan Peluang Karir Dibaliknya”. Acara yang diinisiasi oleh mahasiswa semester 3 prodi Komunikasi UHS tersebut merupakan pemenuhan tugas akhir dari mata kuliah Manajemen Event.
Cinema Talk digelar di Bandung Creatif Hub dengan menghadirkan narasumber Penulis Naskah dan Asisten Sutradara Film Pendek, Daffa Arita Ghifari dan Ketua Umum Bandung Film Commission, Deden M Sahid.
Acara ini mendapat apresiasi dan dukungan dari seluruh pihak, baik pihak kampus maupun para pecinta film. Kemahasiswaan UHS, Irwan Umbara, S.Pd.I yakin anak-anak komunikasi UHS akan menjadi calon orang-orang sukses.
“Saya lihat di Youtube, katanya untuk sukses di Indonesia caranya cuma dua, yaitu komunikatif dan kreatif. Sepertinya, saya melihat acara ini mahasiswa komunikasi siap untuk sukses melalui dua hal tersebut,” ungkap Irwan, seperti yang dikutip Teropongmedia, Senin (10/2/2025).
Acara ini dimulai dengan menonton film hasil karya para narasumber. Daffa selaku narasumber pertama membagikan pengalamannya dalam membuat film dokumenter dan dosa-dosa seorang sutradara pemula. Kemudian, ia mengingatkan peserta acara Cinema Talk, bahwa film dokumenter, dokumentasi dan berita merupakan hal yang berbeda.
“Temen-temen, film dokumenter, dokumentasi dan berita merupakan hal yang berbeda. Jadi, kita harus tahu perbedaannya,” ungkap Daffa.
Sebagai interkoneksi ke semua stakholder film (Goverment, Institusi Pendidikan, Komunitas, Industri Film Nasional), Deden M Sahid mengungkapkan industri film memerlukan banyak SDM (Sumber Daya Manusia), karena setiap produksi film dengan durasi panjang butuh sekitar 200 orang.
Deden mengungkapkan beberapa tahun terkahir sejak pandemi Covid-19, industri film mengalami peningkatan dari segi produksi. Namun, hal ini justru menimbulkan masalah, karena kurangnya sumber daya kru film. Sehingga, di Indonesia SDM kru film jadi rebutan.
Deden juga mengungkapkan, lulusan komunikasi memiliki peluang karir di dunia perfilm-an sebagai produser.
“Yang saya tahu, lulusan Ilkom lebih banyak jadi produser,” kata Deden.
Di samping itu, Deden menekankan modal utama masuk dalam dunia perfilm-an yaitu attitude, kemudian basic knowladge dan kemampuan bahasa Inggris.
Sebagai seseorang yang cukup lama berkecimpung di dunia perfilm-an, Deden juga membagikan pengalamannya dalam memproduksi film. Ia mengungkapkan butuh sekitar Rp5 miliar dalam sekali produksi film.
“Rata-rata untuk memproduksi sebuah film butuh budget Rp5 miliar,” ungkapnya.
BACA JUGA: Mahasiswa UHS Sukses Gelar Pameran Fotografi Bertema ‘Rekam Cerita Tanpa Kata’
Acara Cinema Talk yang digelar oleh mahasiswa komunikas UHS ini menjadi inspirasi baru dalam mengenal dunia perfilm-an lebih jauh.
Baik mahasiswa komunikasi, maupun mahasiswa dari program studi lain memiliki kesempatan yang sama untuk terjun di dunia kretaif film.
(Virdiya/Aak)