BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2024-2026, Ario Bayu, akhirnya buka suara soal hilangnya logo Badan Perfilman Indonesia (BPI) dalam peluncuran poster FFI 2025. Isu ini sempat membuat BPI merasa dikhianati dan menyatakan mundur dari tanggung jawab atas penyelenggaraan FFI. Namun, Ario menegaskan bahwa dari pihak Komite FFI sendiri, tidak ada niatan buruk ataupun konflik.
“Saya tidak bisa mewakili teman-teman yang berada di organisasi itu, tapi kalau dari kami, kami merasa tidak ada apa-apa,” ujar Ario Bayu saat ditemui di Plataran Senayan, Selasa (1/7/2025).
Sebagai aktor sekaligus ketua komite, Ario menekankan bahwa FFI selalu berkomitmen untuk merangkul semua pihak yang terlibat dalam industri perfilman Indonesia. Menurutnya, prinsip inklusivitas adalah landasan utama yang terus dipegang Komite FFI saat ini.
“Karena kami, jujur saja, kembali lagi, kami memeluk semua teman-teman yang mendukung perfilman Indonesia,” lanjutnya.
Meski logo BPI tidak tercantum dalam poster resmi FFI 2025, Ario memastikan bahwa jalannya festival tidak akan terhambat. Komite FFI tetap bekerja sesuai amanat dari Kementerian Kebudayaan, dan mengedepankan kolaborasi dengan seluruh pihak yang masih ingin berkontribusi.
“Bagi kami, inklusivitas itu menjadi satu fundamental, satu prinsip dasar di mana kita terus memeluk teman-teman yang ingin mendukung kelancaran perfilman Indonesia,” ucap Ario.
Baca Juga:
FFI Gandeng Games of Society, Perkuat Fondasi Futsal Nasional
Reza Rahadian Jadi News Anchor! Netizen Juluki Aktor Serba Bisa
Hubungan BPI dan Ario
Menariknya, meskipun BPI mengungkapkan kekecewaannya secara terbuka, Ario mengaku masih menjalin komunikasi baik dengan Gunawan Paggaru selaku Ketua BPI. Namun, obrolan mereka tidak pernah menyentuh soal kisruh antara FFI dan BPI.
“Tidak, kami mungkin bicaranya adalah, kembali lagi, bagaimana caranya mengedepankan ekosistem perfilman,” tambahnya dengan santai.
Sebelumnya, BPI mengungkapkan rasa kecewa karena tidak lagi dilibatkan secara simbolis dalam penyelenggaraan FFI 2025. Logo lembaga tersebut tidak muncul dalam poster resmi, yang memicu pernyataan dari pihak BPI bahwa mereka tidak lagi bertanggung jawab atas acara festival tersebut.
Meskipun isu ini cukup menyita perhatian publik dan pegiat film, Ario Bayu tetap menunjukkan sikap tenang dan terbuka. Bagi Komite FFI, inklusivitas dan kolaborasi adalah kunci utama, bukan konflik.
Dengan posisi FFI yang didukung langsung oleh Kementerian Kebudayaan dan semangat kolektif dari para pelaku industri film, Ario optimistis FFI 2025 akan tetap berlangsung dengan lancar dan sukses.
(Hafidah Rismayanti/Budis)