BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Indonesia tengah bersiap memasuki era Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar yang menargetkan bangsa ini menjadi negara maju dengan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Salah satu faktor kunci dalam mewujudkan visi tersebut adalah membentuk generasi muda yang gemar belajar dan bekerja.
Hal ini tidak hanya sebatas peningkatan akademik, tetapi juga membangun mentalitas produktif yang berakar pada kebiasaan-kebiasaan positif sejak dini.
Pembangunan karakter bangsa telah lama menjadi prioritas nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UU ini menegaskan bahwa pendidikan bertujuan untuk membangun individu yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual. Sejarah membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya gotong royong, disiplin, dan semangat kerja keras yang diwariskan dari generasi ke generasi.
“Pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tetapi juga transfer nilai dan kebiasaan baik yang membentuk karakter anak.” kata Mendikdasmen Abdul Mu’ti, dalam pidatonya di sebuah forum pendidikan nasional.
Apresiasi publik terhadap kinerjanya dalam 100 hari pertama mencerminkan optimisme masyarakat akan transformasi pendidikan yang lebih berorientasi pada penguatan karakter.
Mengapa Tujuh Kebiasaan Anak Hebat Menjadi Kunci Ketahanan SDM?
Secara sosiologis, anak-anak yang dibiasakan dengan kebiasaan positif seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bersosialisasi, dan tidur cukup, akan lebih mudah beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia kerja.
Dari perspektif medis, pola hidup sehat yang dibentuk sejak usia dini berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan dan daya pikir anak. WHO (2021) mencatat bahwa anak-anak yang aktif secara fisik memiliki risiko 25% lebih rendah mengalami gangguan kecemasan dan depresi.
Selain itu, studi Benton (2010) menunjukkan bahwa pola makan sehat dapat meningkatkan daya ingat hingga 20%. Dengan demikian, kebiasaan yang dibentuk sejak dini berpengaruh besar terhadap kesiapan SDM menghadapi persaingan global.
Strategi Mewujudkan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Untuk mewujudkan kebiasaan positif ini, keluarga memiliki peran utama sebagai pendidik pertama.
“Orang tua yang bersedia membuka diri kepada anaknya akan mendorong keterbukaan diri anak, sehingga anak lebih dapat menerima masukan dan saran untuk memperbaiki diri,” menurut Iefone Shiflana (guruinovatif.id: 12/2023).
Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan rumah yang kondusif adalah kunci utama keberhasilan pembentukan karakter anak.
Di sisi lain, media dan masyarakat juga memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan informasi positif yang mendukung kebiasaan baik pada anak-anak.
Keberhasilan gerakan ini memerlukan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi sosial, serta sektor kesehatan dan perlindungan anak.
Kepala Barenbang Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan, Tri Retno Isnaningsih, menegaskan bahwa “Pembangunan SDM sangat strategis bagi Indonesia yang sedang menikmati bonus demografi hingga 10 tahun ke depan.” Tegasnya (Jakarta. Selasa, 23/06/2020).
BACA JUGA : Menteri Satryo: Pendidikan Tinggi Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan SDM
Dampak Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam Mewujudkan Indonesia Emas
Menanamkan kebiasaan baik sejak dini bukan hanya rutinitas, tetapi investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Studi Ilahiyyah (2021) menunjukkan bahwa keterampilan sosial yang terasah sejak kecil dapat meningkatkan peluang sukses di dunia kerja hingga 35%.
Anak yang memiliki kebiasaan disiplin dan berkarakter kuat cenderung tumbuh menjadi individu yang lebih inovatif dan siap menghadapi tantangan zaman.
Disiplin menjadi fondasi utama kesuksesan. Anak-anak yang terbiasa bangun pagi dan menjalani rutinitas teratur memiliki tingkat produktivitas 30% lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
Selain itu, penelitian Pew Research Center (2018) menunjukkan bahwa individu dengan rutinitas religius sejak kecil cenderung lebih berprinsip dan tangguh dalam menghadapi tantangan.
Kesehatan fisik dan mental juga menjadi faktor utama. Studi dari National Sleep Foundation menyatakan bahwa tidur yang cukup meningkatkan daya pikir dan keseimbangan emosi anak hingga 40%.
Dengan demikian, kebiasaan tidur yang baik sejak kecil menjadi faktor krusial dalam pembentukan SDM unggul.
Harapan dan Langkah Strategis ke Depan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi meluncurkan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebuah inisiatif strategis untuk mewujudkan pembangunan SDM unggul, yang merupakan bagian dari Asta Cita ke-4 dalam visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan positif yang dapat membentuk karakter anak-anak Indonesia agar menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul.
Peluncuran gerakan ini menjadi tonggak penting dalam upaya menciptakan generasi emas Indonesia menuju tahun 2045. Dengan dukungan lintas sektor, diharapkan kebiasaan baik ini dapat tertanam kuat di setiap anak Indonesia.
Dengan membangun kebiasaan positif sejak dini, kita tengah mencetak generasi yang tidak hanya siap menghadapi masa depan, tetapi juga menjadi penggerak utama pembangunan bangsa.
(Naufal Afifi)