JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Temuan Koin Umayyah Abad 7 Masehi di Situs Bongal, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, menjadi salah satu sorotan terkait penulisan ulang sejarah Indonesia, mengingat selama ini tercatat masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya pembaruan penulisan sejarah Indonesia dengan mempertimbangkan temuan-temuan terbaru.
Pada dasarnya, tegas Fadli Zon, penulisan ulang sejarah Indonesia ini sebagai landasan untuk membentuk generasi yang memahami siapa jati dir dan arah bangsa ke depan.
“Sudah saatnya kita menulis ulang sejarah Indonesia, bukan hanya sebagai catatan, tapi sebagai landasan untuk membentuk generasi yang memahami siapa dirinya dan ke mana bangsanya akan menuju.” kata Fadli Zon, seperti dilansir Antara, Minggu (6/7/2025).
Hal ini disampaikan menanggapi belum adanya pemutakhiran catatan sejarah nasional selama 26 tahun terakhir.
“Penulisan sejarah ini tidak dimulai dari nol. Sumber-sumber sejarah yang lama tetap dipertahankan, tetapi perlu ditambahkan dengan fakta-fakta baru yang ditemukan,” kata Fadli Zon.
Ia mencontohkan temuan arkeologis terbaru seperti lukisan gua di Leang-Leang, Sulawesi Selatan, yang berusia 51.200 tahun.
Selain itu, temuan koin Dinasti Umayyah di Situs Bongal, Tapanuli Utara, menunjukkan kemungkinan masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7, jauh lebih awal dari catatan sejarah selama ini yang menyebut abad ke-13.
“Temuan-temuan ini harus menjadi pertimbangan dalam penulisan sejarah Indonesia yang lebih komprehensif,” tegasnya.
Pernyataan ini menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk terus memperbarui narasi sejarah Indonesia berdasarkan perkembangan penelitian dan temuan mutakhir.
BACA JUGA
Butuh Waktu 2 Bulan, Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Rampung Agustus!
Menyoal Penulisan Ulang Sejarah, PDIP: Pemerintah Jangan Menutup Fakta!
Kajian Temuan Koin Umayyah Abad 7 M di Situs Bongal
Mengutip Kajian Numismatik Terhadap Temuan Koin Umayyah Abad 7 Masehi di Situs Bongal, karya Ning Arrumdani mahasiswi UIN Sumatera Utara, penelitian terbaru mengungkap temuan tiga koin Dirham dari masa Dinasti Umayyah (661-750 M) di Situs Bongal, Desa Jago-jago, Tapanuli Tengah.
Temuan ini berpotensi mengubah peta historiografi Islam di Sumatera Utara sekaligus memperkuat teori masuknya Islam ke Nusantara sejak abad ke-7 Masehi.
Berdasarkan metode penelitian sejarah dengan pendekatan numismatik dan arkeologis, tim peneliti melakukan observasi langsung di situs, wawancara dengan warga penemu, serta studi dokumen di Museum Sejarah Al-Qur’an Sumatera Utara dan Museum Uang Sumatera.
Situs Bongal yang baru ditemukan pada 2019 ini diduga merupakan bandar pelabuhan kuno yang aktif antara abad ke-7 hingga ke-11 Masehi.
“Ketiga koin berbahan perak ini menunjukkan karakteristik khas Dirham Umayyah, dengan inskripsi Arab dan standar berat 2,97 gram sesuai standar kekhalifahan,” ungkap Ning.
Temuan ini menjadi bukti material pertama yang mendukung teori Makkah – hipotesis bahwa Islam masuk ke Nusantara langsung dari Arab pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan.
Secara historiografis, koin ini tidak hanya mengoreksi asumsi lama tentang masuknya Islam di abad ke-13, tetapi juga membuka ruang interpretasi baru.
“Ini membuktikan interaksi ekonomi dan budaya yang intens antara Nusantara dan dunia Islam sejak masa awal,” tambah peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera Utara.
Temuan ini diharapkan dapat mendorong penelitian lebih lanjut tentang jaringan perdagangan Islam awal di Sumatera, sekaligus memperkaya koleksi museum lokal sebagai sumber edukasi sejarah.
(Aak)