BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Siapa sangka, Cimol Braga yang kini hadir sebagai kuliner favorit, awalnya berangkat dari usaha kecil di gang sempit.
Kota Bandung yang sering dijuluki sebagai surga kuliner, tidak hanya terkenal dengan cita rasa makanannya yang khas, tetapi juga menyimpan banyak kisah inspiratif dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dari warung kaki lima hingga kafe kekinian, setiap pelaku UMKM di Bandung memiliki cerita unik tentang perjuangan, kreativitas, dan semangat untuk terus berkembang di tengah persaingan industri kuliner yang semakin ketat.
Siti, seorang wanita berusia 37 tahun, telah menjalankan usaha cimol selama tiga tahun terakhir. Usaha yang ia beri nama “Cimol Braga” ini berhasil menarik perhatian para pengunjung di kawasan Braga.
Jalan Braga yang dijuluki Paris van Java sejak era kolonial Belanda, kini dikenal sebagai salah satu pusat kuliner dan wisata populer di jantung Kota Bandung.
Cimol, yang dikenal sebagai camilan favorit berbagai kalangan, terus diminati tanpa mengenal waktu. Kepopulerannya membuat usaha Siti tidak pernah sepi pelanggan.
Bahkan Cimol Braga mampu bersaing dengan berbagai usaha kuliner lain yang berkembang di sana.
Dengan rasa yang gurih dan tekstur yang kenyal, cimol racikan Siti memiliki daya tarik tersendiri yang membuat pelanggan terus berdatangan.
Sini (37) menjelaskan bahwa cimol yang dia buat dikembangkan dengan resep sendiri. Dalam sehari, dia membuat adonan cimor sekitar 50 kg.
“Buat sendiri, terus sehari itu bisa 50 kilo,” ujar Siti.
BACA JUGA: 3 Camilan Khas Bandung yang Berbahan Dasar Aci
Perjalanan Usaha Cimol Braga
Selama tiga tahun berjualan, tentu usahanya tidak langsung berjalan mulus. Dia sempat 3 kali berpindah tempat karena berjualan di pinggir jalan.
“dulu awalnya di depan (area trotoar), tapi pindah ke dalam gang karna ga boleh, terus jadinya disini sekarang,” ujarnya lagi.
Namun hal itu justru membuat keunikan tersendiri karena terdapat jajanan cimol diantara kafe-kafe yang mewah.
Salah satu keunikan dari Cimol Braga adalah konsep penyajiannya yang memberikan kebebasan bagi pembeli untuk memilih dan menambahkan bumbu sesuai selera mereka.
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, karena setiap orang dapat menikmati cimol dengan rasa yang mereka sukai.
Siti menyediakan enam pilihan bumbu yang bisa dipilih pelanggan, yaitu jeruk pedas, keju, jagung, balado, BBQ, dan pedas.
Dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu Rp 5.000 per porsi, pelanggan sudah bisa menikmati cimol yang hangat dan renyah di luar, namun tetap kenyal di dalam.
Harga yang ramah di kantong ini membuat Cimol Braga semakin diminati, baik oleh wisatawan yang berkunjung ke Braga maupun oleh warga lokal yang ingin menikmati camilan lezat khas Bandung.
(Magang UIN SGD/ Irma Prita-Aak)