KAMBOJA.TM.ID: Berkelana ke negeri orang, mungkin bisa menantang bagi sejumlah pelancong terutama mereka yang beragama Islam untuk mencari makanan halal. Pun di Kamboja.
Meski memiliki komunitas muslim, ternyata berburu makanan halal di tuan rumah SEA Games 2023 itu cukup sulit, namun menyenangkan.
“Cara termudah mencari makanan halal di Kamboja adalah dengan pergi ke dekat masjid-masjid yang ada. Di sana ada cukup banyak pilihan kedai yang menjual makanan halal seperti makanan khas Timur Tengah,” kata Krya, seorang sopir taksi daring yang juga beragama Islam.
Benar saja, saat mampir ke Masjid Al-Serkal Phnom Penh, berjejer deretan warung kecil yang menawarkan makanan-makanan ringan hingga makan siang untuk disantap. Ada kebab, burger ayam, hingga pilihan nasi, dan lauk-pauk yang cukup lengkap dengan harga terjangkau.
Krya pun merekomendasikan kedai-kedai makanan khas Melayu yang juga bisa dijumpai di Ibu Kota Phnom Penh. Beberapa di antaranya adalah Restoran Wau dan Cafe Malaya yang terletak di pusat kota.
Sajian nasi lemak, mie goreng, hingga es teh tarik seakan bisa mengobati kerinduan saat berhari-hari menghabiskan waktu di arena olahraga SEA Games 2023 dan di hiruk-pikuk ibu kota.
Tak hanya deretan makanan yang menggiurkan selera, keramaian para pengunjungnya yang tentu merupakan saudara serumpun juga menjadi pelipur rindu para pelancong dari Indonesia.
“Mampir ke sini bukan hanya bisa melepas kangen dengan rumah, tapi juga dengan teman-teman lama dan baru yang sama-sama datang ke sini,” kata Yani, seorang warga negara Indonesia yang dijumpai di Cafe Malaya.
Namun demikian, tidak lengkap rasanya jika tidak mencoba mencari makanan Indonesia di negara lain. Ada restoran Padang Nusantara yang letaknya tak jauh dari Istana Kerajaan dan Sungai Mekong di tengah kota Phnom Penh. Ini adalah restoran Padang pertama yang ada di ibu kota Kamboja tersebut.
Seperti rumah makan Padang pada umumnya, nasi hangat dan jajaran lauk yang dekat di hati segera menyapa pengunjungnya. Ada rendang, ayam pop, hingga gulai yang siap untuk disantap.
Soal rasa, tak perlu khawatir karena ada tangan-tangan ulet nan terampil yang mengolah berbagai bahan masakan itu se-otentik mungkin selayaknya di Indonesia.
Seperti kata para perantau, “Mau main ke negeri orang, makannya tetap nasi Padang!”.
(Dist)