BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID –– Parestesia atau kesemutan merupakan kondisi yang biasa terjadi dengan ditandai rasa kebas atau mati rasa disertai sensasi seperti tertusuk jarum. Artikel ini akan membahas sejumlah penyebab terjadinya kesemutan.
Dalam hal ini, kesemutan dapat terjadi pada seluruh anggota tubuh, akan tetapi paling sering terdapat pada kaki dan tangan.
Gejala dan Dampak Kesemutan
Kesemutan tidak hanya menyebabkan rasa kebas, tetapi juga dapat membuat bagian tubuh yang terdampak menjadi lemah dan kaku.
Bila terjadi di kaki, kesemutan dapat mengganggu kemampuan berjalan untuk sementara waktu.
Penyebab Kesemutan
Kesemutan dapat bersifat sementara atau berkepanjangan (kronis), tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah beberapa penyebab kesemutan berdasarkan sifatnya:
Penyebab Kesemutan Sementara
Kesemutan sementara biasanya disebabkan oleh tekanan pada bagian tubuh tertentu dalam waktu lama, yang menghambat aliran darah ke saraf.
Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kesemutan sementara:
- Duduk bersila dalam waktu lama
- Menggunakan sepatu yang terlalu kecil
- Tidur dengan posisi kepala menindih lengan
- Frostbite (radang dingin)
- Cedera atau sakit saraf
Kesemutan sementara biasanya mereda dengan sendirinya ketika tekanan pada bagian tubuh tersebut dihilangkan, misalnya dengan meluruskan kaki setelah duduk bersila.
Sindrom Raynaud juga dapat menyebabkan kesemutan sementara dengan memengaruhi pasokan darah ke area tertentu pada tubuh, terutama ujung jari tangan dan kaki.
Penyebab Kesemutan Berkepanjangan
Kesemutan yang berlangsung lama bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Beberapa gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan kesemutan berkepanjangan antara lain:
- Diabetes
- Gangguan ginjal
- Stroke
- Neuropati
- Tumor otak
- Radang sendi
- Kanker tulang belakang
- Multiple sclerosis
- Carpal tunnel syndrome
Selain itu, kesemutan berkepanjangan juga bisa disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi,
, dan obat imunoterapi. Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat memicu jenis kesemutan ini.
Kekurangan vitamin neurotropik, seperti vitamin B1, B6, dan B12, juga dapat menyebabkan kesemutan.
Tubuh tidak dapat memproduksi vitamin ini sendiri, sehingga diperlukan asupan tambahan berupa suplemen.
Namun, sebelum mengonsumsi suplemen, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui dosis yang tepat.
Cara Mengatasi Kesemutan
Jika Anda sering mengalami kesemutan yang berkepanjangan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Dokter akan menelusuri riwayat medis Anda serta melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti tes darah, elektromiogram (EMG), pemeriksaan cairan serebrospinal, MRI, dan biopsi untuk mencari tahu penyebabnya.
Setelah diagnosis ditetapkan, dokter akan menentukan penanganan terbaik sesuai penyebab kesemutan yang Anda alami.
Misalnya, jika kesemutan disebabkan oleh diabetes, Anda dianjurkan untuk mengontrol kadar gula darah dengan pola makan sehat dan obat-obatan tertentu.
Pencegahan Kesemutan
Kesemutan dapat dicegah dengan menghindari gerakan yang menekan saraf dan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:
- Berolahraga secara rutin
- Membatasi konsumsi alkohol
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Mengonsumsi makanan bernutrisi
- Menjaga berat badan ideal
- Mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan secara rutin jika memiliki penyakit kronis seperti diabetes atau
hipertensi
BACA JUGA: Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat
Sebagian besar kasus kesemutan bersifat sementara dan akan mereda dengan sendirinya.
Jika kesemutan semakin parah serta terdapat gejala lainnya, seperti pusing atau kejang otot, segera periksakan ke dokter, untuk mendapat penanganan lebih lanjut dan tepat.
Oleh karenanya penting untuk mengetahui penyebab terjadinya kesemutan, untuk mencegah terjadinya kondisi tersbeut.
(Virdiya/Aak)