BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kamitetep (Phereoeca uterella) adalah spesies ngengat yang berasal dari famili Tinedae dan ordo Lepidoptera, sama halnya seperti kupu-kupu.
Serangga ini ditemukan dalam bentuk larva atau ulat dalam kepompong sehingga beberapa kalangan juga menyebutnya sebagai ulat kantong atau bagworm.
Kepompong ini berbentuk seperti biji labu yang pipih dan lunak. Kepompong ini terbentuk dari serat sutra, pasir, tanah, hingga rambut manusia. Kamitetep umumnya tinggal di sejumlah bagian rumah yang lembap, berdebu, dan gelap, misalnya dinding, lemari, dan bawah kasur.
Masalah kulit
Makanan utama kamitetep adalah serat sutra dan jaring laba-laba. Hal ini membuat serangga ini bisa menjadi hama karena bisa merusak pakaian berbahan sutra atau wol.
Pada dasarnya, kamitetep ini tidak berbahaya bagi manusia. Masalah kulit yang terjadi umumnya bukan karena gigitan kamitetep, tetapi kemungkinan disebabkan oleh bulu yang terdapat padanya.
Melansir DermNet NZ, sebagian spesies ulat bisa mengembangkan duri atau bulu halus sebagai cara untuk mempertahankan diri dari pemangsa. Bulu halus yang mungkin beracun ini akan secara langsung mengiritasi dan menimbulkan sejumlah gejala, seperti kulit gatal dan bengkak.
Tanda dan Gejala Penyakit Kulit Akibat Kamitetep
Reaksi kulit terhadap sengatan bulu halus dari serangga ini biasanya cukup ringan dan tidak separah gigitan serangga lain, seperti lebah, tawon, atau kutu kasur.
Namun, respons imun tubuh terhadap racun ini bisa menyebabkan ruam dan gangguan kulit lainnya yang dapat berlangsung dalam hitungan jam hingga hari.
Sejumlah tanda dan gejala penyakit kulit akibat sengatan kamitetep, antara lain:
- kemerahan,
- kulit gatal,
- sakit dan nyeri,
- pembengkakan pada area sengatan, dan
- sensasi terbakar.
Selain gangguan pada kulit, sengatan ulat bulu dapat menimbulkan reaksi alergi parah atau syok anafilaksis pada sebagian orang.
BACA JUGA: Simak, Jenis Gigitan Serangga dan Cara Mengatasinya!
Kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang parah, seperti mual, muntah, detak jantung tidak beraturan, kesulitan bernapas, mengi, hingga kehilangan kesadaran.
(Kaje/Usk)