Jejak Sejarah dan Pelestarian Seni Beluk di Desa Ciapus Banjaran

Pertunjukan seni beluk di Banjaran Kabupaten Bandung - YouTube Tarsidin Chanel
Pertunjukan seni beluk di Banjaran Kabupaten Bandung (YouTube Tarsidin Chanel)

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Desa Ciapus, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang berdiri sejak 1825 M, menyimpan sejarah unik, di antaranya tempat lahirnya seni Beluk.

Mengutip e-Jurnal ISBI Bandung, nama Ciapus berasal dari tradisi penguburan alat perang oleh ngabehi (pejabat peralatan) Kerajaan Mataram yang melarikan diri dan menetap di wilayah ini.

Dengan luas 288,242 hektar yang terbagi dalam empat dusun, Desa Ciapus kini telah berkembang pesat. Pemekaran tahun 1990-an memisahkannya menjadi dua desa: Ciapus dan Mekarjaya.

Namun di balik kemajuan tersebut, warisan budaya asli seperti kesenian Beluk justru terancam punah. Seni vokal tradisional yang awalnya digunakan petani untuk berkomunikasi antar sawah ini kini jarang dipentaskan.

Beluk itu berasal dari kata ‘caluk’ yang dalam bahasa Sunda berarti memanggil dengan suara lantang. Namun sayangnya, generasi muda kini sudah tak mengenal istilah tersebut, apalagi keseniannya.

Penelitian terbaru mengungkap transformasi fungsi Beluk dari media ritual menjadi hiburan.

Dulu Beluk hanya ditampilkan untuk acara sakral seperti syukuran panen atau kelahiran bayi. Namun sekarang bisa dilihat di acara Hari Kemerdekan RI atau pernikahan.

Kesenian yang menggunakan 17 jenis pupuh (puisi Sunda) ini awalnya ditulis dalam aksara Arab Pegon, yang mirip dengan metode penyebaran Islam oleh Wali Songo.

Empat orang vokalis akan melantunkan cerita mitologi atau nasihat hidup dengan suara tinggi khas, mengenakan pakaian tradisional Sunda.

Guna melestarikan seni Beluk, beberapa pegiat seni saat ini melakukan workshop ke sekolah-sekolah agar generasi muda terangsang untuk belajar Beluk.

Tantangan terbesarnya adalah menarik minat generasi digital yang lebih familiar dengan musik modern.

Para ahli budaya memperingatkan, tanpa upaya serius, Beluk bisa punah dalam satu dekade mendatang.

Sejatinya, Beluk bukan sekadar seni, tetapi bukti sejarah dan kearifan lokal masyarakat agraris Sunda.

Pemerintah setempat berjanji akan mendukung pelestarian Beluk melalui program digitalisasi naskah dan pelatihan rutin.

BACA JUGA

Viral Oknum Polisi Hina Seniman Sebut ‘Murahan’ di Subang, Mempertaruhkan Karir!

Mahkota Binokasih Disambut Sakral di Bogor: Penantian Lama Pusaka Raja Sunda di Tanah Pajajaran

Sarana Komunikasi Masyarakat Agraris

Kesenian Beluk berakar dari tradisi masyarakat peladang Sunda masa lalu yang mengembangkan teknik vokal khas untuk berkomunikasi jarak jauh.

Seni suara bernada tinggi dan meliuk ini awalnya digunakan para petani untuk saling berinteraksi antar sawah dan ladang.

Beluk lahir dari kebutuhan praktis masyarakat agraris yang membutuhkan cara berkomunikasi efektif di area pertanian yang luas.

Kesenian tradisional ini berkembang dari sekadar alat komunikasi menjadi bentuk seni pertunjukan yang kaya akan nilai budaya.

Para petani zaman dulu secara kreatif mengubah teriakan antar sawah menjadi seni vokal bernuansa estetis.

Hal yang unik dari Beluk adalah teknik vokalnya yang menggunakan nada-nada tinggi khas, berbeda dengan seni suara Sunda lainnya.

Sukanda (1984), peneliti seni budaya Sunda, menjelaskan perihal asal-muasal beluk dalam Jurnal tersebut.

“Beluk berasal dari kata “meluk”, yang artinya melagu menggunakan surupan atau nada dasar tinggi dengan ornamen yang meliuk, mengalun, dan meliku,” papar Sukanda.

Dijelaskan, nada yang dihasilkan ini tinggi, meliuk, mengalun, dan meliku, digunakan para pemain Beluk saat mereka dalam kesunyian di tengah sawah, ladang, atau kebun untuk menandakan keberadaan orang tersebut dengan tujuan agar terdengar oleh orang lain.

Apabila ada orang lain yang mendengarnya, lengkingan tersebut berfungsi sebagai komunikasi dan lengkingan tersebut akan dibalas dan saling bersahutan.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Fucoidan
Dosen UNAIR Ungkap Potensi Fucoidan: Obat Sapu Jagat dari Laut Indonesia
Impor Beras
Stok Beras Aman, Zulhas Klaim Indonesia Tak Perlu Impor Hingga 2026
Megawati Hangestri Pertiwi
Megawati Hangestri Pertiwi Pulang Kampung, Media Korea Soroti Rencana Pernikahan
Soesalit Djojoadhiningrat
Soesalit Djojoadhiningrat, Anak Tunggal RA Kartini yang Hampir Dilupakan Sejarah
Fetty Anggraenidini
Fetty Anggraenidini Ungkap Perjuangannya Menjadi Anggota DPRD Jabar
Berita Lainnya

1

Demi Hindari Pemeriksaan Dana Rp 33 M, Bendahara KPU Buru Maluku Bakar Kantor

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

4

CEK FAKTA: BLT UMKM Rp5 Juta

5

Link Live Streaming Real Madrid vs Athletic Bilbao Selain Yalla Shoot
Headline
pabrik byd ormas
Pabrik BYD di Subang Didatangi Ormas, Minta Japrem?
Paus Fransiskus - Menag RI jpeg
Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Menag RI Turut Berduka
Tim Sar Gabungan Lakukan Pencarian Korban Tenggelam di Sungai Citarum
Tim Sar Gabungan Lakukan Pencarian Korban Tenggelam di Sungai Citarum
Mahkota Binokasih - Instagram Pemkab Bogor jpg
Mahkota Binokasih Disambut Sakral di Bogor: Penantian Lama Pusaka Raja Sunda di Tanah Pajajaran

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.