BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Batik Mega Mendung, motif batik khas Indonesia, menyimpan kisah menarik tentang akulturasi budaya dan makna filosofis yang mendalam.
Motif ini bukan sekadar ornamentasi, tetapi juga cerminan pertemuan budaya dan harapan akan kehidupan yang subur.
Sejarah
Sejarah Batik Mega Mendung berawal dari kedatangan bangsa Cina ke Cirebon. Sunan Gunung Jati, tokoh penting penyebaran Islam di Jawa Barat, menikahi Putri Ong Tien, seorang putri dari Tiongkok.
Kedatangan bangsa Cina membawa pengaruh budaya yang kaya, mulai dari pembuatan piring, porselen, keramik, hingga motif kain sutra dari zaman Dinasti Ming dan Ching. Pengaruh ini juga merambah ke dunia batik di Cirebon.
Para perajin batik Cirebon mengadopsi motif awan dari budaya Cina dan mengolahnya menjadi motif batik yang dikenal sebagai Mega Mendung.
Filosofi Awan yang Membawa Harapan
Motif Batik Mega Mendung menggambarkan awan-awan tebal di cuaca yang mendung. Dalam budaya Jawa, motif ini melambangkan harapan akan turunnya hujan yang penting untuk menyuburkan pertanian.
Dalam budaya Cina, motif awan bermakna nirwana, dunia yang sangat besar, abadi, dan bebas. Motif awan juga bermakna konsep ketuhanan.
Kaum Sufi, yang mendalami ilmu tasawuf, juga merepresentasikan awan sebagai konsep luas dan bebas.
Teknik dan Kesan Estetika
Secara teknis, motif Mega Mendung klasik memiliki ciri khas berupa pengulangan pola-pola yang serupa. Bentuk pola awan yang besar juga tergambar pola serupa lengkung awan yang lebih kecil.
Kesan estetis yang tercipta adalah gambaran awan yang berarak tebal. Pola penempatan awan-awan dalam lukisan Mega Mendung juga berfungsi sebagai transformasi dua dimensi.
BACA JUGA : Sejarah Singkat Batik Garut, Kain yang Mewakili Budaya Sunda
Simbol Harapan dan Keindahan
Batik Mega Mendung bukan hanya motif batik, tetapi juga simbol harapan dan keindahan. Motif ini merefleksikan akulturasi budaya yang terjadi di Cirebon, serta filosofi awan yang membawa makna mendalam tentang kehidupan, kesuburan, dan kebebasan.
Keunikan motif ini menjadikannya salah satu motif batik yang paling terkenal dan dicintai di Indonesia.
(Hafidah Rismayanti/Aak)