BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Bagi umat muslim, jadwal adzan magrib merupakan hal yang penting ketika ingin menjalankan ibadah puasa, terutama pada bulan Ramadan. Jadwal adzan magrib Ramadan 1446 H di Maluku Utara Kab. Halmahera Timur bisa menjadi pengingat berbuka bagi masyarakat Maluku Utara dan sekitarnya.
Adzan magrib wilayah Maluku Utara Kab. Halmahera Timur dan sekitarnya, pada Kamis (20/3/2025) pukul 18.41 WIT. Jadwal ini merujuk pada Bimas Islam Kemenag RI, selain itu ibadah selama bulan Ramadan tidak hanya berupa puasa sepanjang siang sejak fajar shadiq terbit hingga matahari terbenam, tapi juga juga dapat menambah ibadah di malam hari.
Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni” (H.R. Bukhari).
Saat malam tiba, banyak ibadah yang bisa dilakukan oleh umat Islam Maluku Utara selain shalat tarawih dan witir, kita bisa menambah tadarus Al-Qur’an, membaca zikir dan doa, serta shalat tahajud.
Ibadah sepanjang puasa Ramadhan yang tahun ini berlangsung pada Maret 2025, akan lebih berkah jika dijalani ketertiban. Termasuk di antaranya, tertib dalam waktu sahur dan jam buka puasa.
Jadwal Magrib Maluku Utara Ramadan di Tahun 2025
BACA JUGA:
Susah BAB Saat Puasa? Konsumsi Minuman Ini!
Jadwal Kajian Spesial Ramadhan: Ustaz Hanan Attaki di Padang
Doa Ramadhan Ke 20
Dalam menjalankan bulan penuh berkah ini, ada baiknya umas islam, khusus nya masyarakat Lombok memperbanyak ibadah dan tidak lupa juga untuk selalu berdoa.
Berikut adalah doa yang bisa dibaca pada hari ke-20 Ramadhan:
اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِي فِيْهِ أَبْوَابَ الْجِنَانِ وَأَغْلِقْ عَنِّي فِيْهِ أَبْوَابَ النِّيْرَانِ وَوَفِّقْنِي فِيْهِ لِتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ يَا مُنْزِلَ السَّكِيْنَةِ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ
Allâhummaftah lî fîhi abwâbal-jinâni wa aghliq ‘annî fîhi abwâban-nîrâni wa waffiqnî fîhi litilâwatil-qur’âni yâ munzilas-sakînati fî qulûbil-mu’minîn.
Artinya:
“Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu surga pada hari ini, dan tutuplah bagiku pintu-pintu neraka. Berilah aku taufik untuk membaca Al-Qur’an, wahai Dzat yang menurunkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman.”
Keunikan Ramadan di Maluku Utara
Maluku Utara, sebagai wilayah dengan kekayaan budaya dan sejarah Islam yang kuat, memiliki tradisi unik dalam menjalani Ramadan. Masyarakat setempat tidak hanya menjalankan ibadah dengan khusyuk, tetapi juga menjaga warisan budaya yang telah turun-temurun. Berikut beberapa keunikan Ramadan di Maluku Utara:
1. Tradisi Masyarakat saat Berbuka dan Sahur
Masyarakat Maluku Utara memiliki kebiasaan berbuka puasa bersama di rumah-rumah atau masjid dengan suasana kekeluargaan yang erat.
Masyarakat Maluku Utara mempertahankan tradisi “Buka Puasa Leko Kololi” dengan menyajikan makanan khas daerah dalam wadah besar untuk dinikmati bersama saat berbuka.
Saat sahur, beberapa daerah di Maluku Utara masih mempertahankan tradisi membangunkan sahur dengan bedug atau alat musik tradisional tifa.
Para pemuda juga sering berkeliling kampung sambil berseru untuk membangunkan warga agar tidak melewatkan sahur.
2. Makanan Khas yang Sering Dikonsumsi saat Ramadan
Masyarakat Maluku Utara sering menyantap papeda, bubur sagu khas Maluku, dengan ikan kuah kuning saat berbuka puasa.
Mereka memarinasi gohu ikan, hidangan ikan mentah, dengan perasan jeruk nipis dan rempah-rempah, lalu menyantapnya sebagai pilihan segar untuk berbuka.
Saat sahur, mereka memasak kasbi komplet dengan merebus singkong, lalu menyajikannya bersama lauk ikan atau sambal colo-colo agar lebih mengenyangkan.
Selain itu, mereka juga meminum air guraka, minuman berbahan jahe dan gula aren, untuk menghangatkan tubuh setelah berbuka.
3. Kegiatan Ibadah yang Populer
Selain salat tarawih, masyarakat Maluku Utara memiliki beberapa kegiatan ibadah khas selama Ramadan, seperti:
- Tadarus Al-Qur’an di Masjid Sultan Ternate, di mana masyarakat berkumpul untuk membaca Al-Qur’an secara bergantian sepanjang malam Ramadan.
- Pawai Obor Malam 27 Ramadan, yang menjadi tradisi di beberapa daerah untuk menyambut malam Lailatul Qadar dengan takbir keliling sambil membawa obor.
- Lebaran Ketupat, yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri dengan tradisi makan ketupat bersama keluarga besar dan tetangga.
Dengan tradisi yang kaya dan nilai-nilai kebersamaan yang kuat, Ramadan di Maluku Utara menjadi momen yang penuh makna bagi masyarakatnya.
Selain beribadah, mereka juga menjaga warisan budaya yang memperkaya nuansa Ramadan di daerah ini.
(Magang UKRI/Ajeng-Aak)