BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus membuktikan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan meraih posisi teratas sebagai perguruan tinggi terbaik di bidang logistik dan manajemen rantai pasok di Indonesia versi EduRank.
Prestasi ini mencerminkan hasil kerja keras ITS dalam mengembangkan pendidikan, riset, dan penelitian di kedua bidang tersebut selama 25 tahun terakhir.
Guru besar dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS, Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP, menegaskan logistik dan manajemen rantai pasok adalah tulang punggung proses industri. Menurutnya, kedua bidang ini sangat menentukan efisiensi, responsivitas, dan produktivitas perusahaan dalam mengelola proses industrinya.
Langkah Awal ITS Mengembangkan Bidang Logistik
Sejak tahun 2000, ITS mulai mengirimkan sejumlah dosen untuk menimba ilmu logistik dan manajemen rantai pasok di luar negeri. Langkah tersebut menjadi pijakan awal bagi ITS untuk membangun fondasi yang kokoh di bidang ini.
“Setelah para dosen menyelesaikan studi, kami membuka kuliah pertama di Surabaya pada tahun 2001,” ungkap Nyoman, guru besar pertama di bidang manajemen rantai pasok di Indonesia, mengutip laman resmi ITS, Rabu (22/1/2025).
Komitmen ITS dalam pengembangan kualitas pendidikan terlihat dari kolaborasinya dengan Erasmus University Rotterdam dalam menyelenggarakan kuliah tamu manajemen rantai pasok.
Bermula dari kelas tersebut, ITS terus memperluas pengaruhnya dengan menggelar konferensi internasional bertajuk Operations and Supply Chain Management pada tahun 2005 di Bali, yang kemudian dilanjutkan di berbagai negara.
“Ini adalah upaya kami untuk mempelopori penerapan logistik dan manajemen rantai pasok,” jelas Nyoman, kelahiran Bangli, Bali.
Inisiatif ITS dalam Pembentukan ISLI
Tak hanya itu, ITS juga menjadi inisiator pembentukan Institut Supply Chain dan Logistik Indonesia (ISLI). Hingga kini, ITS terus mengembangkan bidang logistik dan manajemen rantai pasok melalui program pascasarjana dan penyediaan fasilitas belajar yang lengkap.
Salah satu wujud nyatanya adalah pendirian Laboratorium Logistik dan Manajemen Rantai Pasok di Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS.
“Laboratorium ini menjadi bukti nyata komitmen kami,” tambah Nyoman.
Berbagai program lain, seperti pengintegrasian mata kuliah logistik di berbagai departemen dan publikasi jurnal serta penelitian, juga terus digalakkan.
Langkah ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa ITS menjadi ahli di bidang logistik dan manajemen rantai pasok.
“Perlahan namun pasti, ITS mulai mencapai posisi sebagai institusi ideal di bidang ini,” tegasnya.
Keunggulan ITS di bidang riset dan eratnya hubungan dengan industri memberikan peluang besar bagi mahasiswa untuk mendalami logistik dan manajemen rantai pasok.
“Konsultasi, pelatihan, dan kerja sama industri menjadi media pembelajaran efektif bagi mahasiswa,” ujar Nyoman, yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI).
BACA JUGA: Mahasiswa ITS Hadirkan SleepCare, Matras Nonkontak Pantau Sleep Apnea
Hasil riset dosen dan mahasiswa ITS sejalan dengan upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 9 yang berfokus pada pembangunan industri, inovasi, dan infrastruktur, serta SDGs 17 yang mendorong kemitraan global.
Nyoman berharap ITS dapat terus menciptakan program-program inovatif yang mendukung pengembangan mahasiswa dan memberi manfaat bagi industri serta masyarakat.
(Virdiya/Aak)