Site icon Teropong Media

Inovasi Filter Rokok dari Bahan Alami Antar Mahasiswa UMS Raih Penghargaan Internasional

Mahasiswa UMS

(dok. UMS)

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Mahasiswa Muhammadiyah Surakarta (UMS) torehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Tim kolaborasi lintas disiplin dari Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran UMS berhasil meraih penghargaan dalam ajang bergengsi International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2025 yang diselenggarakan di Bali.

Mereka menciptakan sebuah inovasi filter rokok berbasis bahan alami yang terbukti mampu mengurangi paparan nikotin dan logam berat, seperti timbal, yang berbahaya bagi tubuh manusia. Inovasi ini mendapat apresiasi tinggi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta membuka peluang kolaborasi lebih lanjut dengan industri.

Tim UMS terdiri dari Hana Rahmawati, Mira Shofiah, M. Daffa Qory Maulana, dan Muhammad Thoriq Azwar, dengan bimbingan dari Apt. Riza Maulana, S.Farm., M.Pharm.Sci. Mereka menggabungkan keahlian farmasi dan medis dalam proyek berjudul “Pengembangan Filter Rokok dari Bahan Alami”.

“Inspirasi awalnya datang dari keresahan melihat kebiasaan merokok di lingkungan kampus. Kami berpikir, bagaimana kalau kita bisa mengurangi zat berbahaya dari rokok? Dari diskusi kecil itu, lahirlah ide ini,” jelas Hana, melansir laman resmi UMS.

Menurut Daffa, mahasiswa Fakultas Kedokteran, filter ini menjadi sangat relevan mengingat tingginya kasus penyakit paru-paru akibat rokok, seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).

“Inovasi ini bukan hanya solusi kesehatan, tapi juga bisa berdampak ekonomi, karena menekan beban jaminan kesehatan nasional,” ujarnya.

Filter inovatif ini terbuat dari kombinasi beta-kitosan, ekstrak daun nanas terpilih, dan karbon aktif yang diformulasikan khusus untuk menyaring zat berbahaya dari asap rokok. “Kami hanya menggunakan komponen tertentu dari daun nanas untuk hasil yang maksimal,” tambah Hana.

Dalam ajang ISTEC 2025, tim UMS bersaing ketat dari tahap seleksi abstrak online hingga presentasi langsung di hadapan dewan juri dan perwakilan BRIN. Dari ratusan peserta, hanya 120 tim yang berhasil lolos ke babak final.

“Saat sesi penjurian, respons dari para juri sangat positif. BRIN bahkan menyatakan ketertarikannya untuk mendukung kolaborasi dengan sektor industri dan pengemasan,” ungkap Hana.

Ajang ini juga menjadi pengalaman pertama tim dalam mengikuti kompetisi internasional. “Bertemu peserta dari berbagai negara seperti Bosnia, Filipina, Malaysia, dan Thailand membuka wawasan kami bahwa ide sederhana bisa berkembang menjadi inovasi global,” ujar Daffa.

Ke depan, tim berupaya membawa produk ini ke tahap komersialisasi.

“Kami ingin filter ini bisa diproduksi massal agar benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” harap Hana.

Pencapaian ini mendapatkan apresiasi penuh dari Dekan Fakultas Kedokteran UMS, Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, M.Kes., Sp.DVE., Dipl. STD-HIV/AIDS., FINSDV., FAADV. Menurutnya, keberhasilan tersebut merupakan hasil dari penerapan sistem pendidikan interprofesional yang secara konsisten dijalankan di lingkungan FK UMS.

“Kami memang menyiapkan mahasiswa menjadi dokter PRIMA: Profesional, Religius, Interprofesional, Mandiri, dan Berakhlak mulia. Kolaborasi seperti ini bukan kegiatan musiman, tapi bagian dari program pembinaan resmi,” tegasnya.

Baca Juga:

Sarah Firjani, Dari Ajang COC Ruang Guru Hingga Jadi Mahasiswa Berprestasi IPB 2025

Mahasiswa UMJ Cetak Prestasi di Kompetisi Internasional, Artikel Soal Palestina Raih Juara

Ia turut menyampaikan harapannya agar keberhasilan ini dapat memotivasi mahasiswa lain untuk terus menciptakan inovasi serta menjalin kolaborasi antar disiplin ilmu.

“Prestasi ini selaras dengan semangat menumbuhkan growth mindset dan competitive mindset di kalangan mahasiswa. Semoga kolaborasi seperti ini terus tumbuh dalam skala yang lebih luas,” pungkasnya.

(Virdiya/Budis)

Exit mobile version