BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dalam ajaran Agama Islam terbagi dua kategori, yakni ibadah wajib dan ibadah sunah. Dua peristiwa yang menggambarkan adalah bencana alam dan kurban.
Kehidupan manusia merupakan salah satu dari lima kemaslahatan dlarury yang harus dijaga dan dipertahankan dengan segala kemampuan. Dalam Islam, menjaga kehidupan seseorang dianggap sangat penting, bahkan lebih utama dibandingkan beberapa bentuk ibadah lainnya. Ketika seseorang tidak mampu mempertahankan hidupnya, maka menjadi kewajiban bagi orang lain untuk membantu mempertahankan hidup orang tersebut.
Keutamaan Antara Kemanusiaan dan Ibadah Kurban
BACA JUGA: Keutamaan Idul Adha, Hewan Kurban Apa yang Paling Afdhal?
Tindakan menyelamatkan jiwa orang lain, terutama dalam situasi bencana alam seperti tsunami atau gempa bumi, mendapatkan penghargaan besar dari Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Maidah (5): 32 yang menyatakan bahwa menyelamatkan satu nyawa seolah-olah menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menegaskan betapa besarnya nilai dari tindakan kemanusiaan ini dalam pandangan Islam.
Melansir laman Muhammadiyah, Ibadah kurban termasuk dalam kategori ibadah yang dihukumi sunah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Jabir ra., disebutkan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat ‘Idul Adlha dan kemudian menyembelih seekor gibasy sambil berdoa: “Bismillahi wallahu akbar, Allahumma hadza ‘anniy wa ‘an man lam yudlahhi min ummatiy” (Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Wahai Allah, ini dariku dan dari orang yang tidak berkurban dari umatku). Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan At-Turmudzi.
Dengan datangnya hari raya Adha setiap tahun, umat Islam yang mampu disunahkan untuk menyembelih hewan kurban. Ibadah ini merupakan bentuk ketaatan dan pengorbanan kepada Allah serta sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Solusi Tanggapan
Dalam menghadapi dua macam ibadah ini, yaitu membantu korban bencana dan berkurban, beberapa panduan dapat diikuti:
1. Melakukan Kedua Ibadah
Bagi yang mampu memberikan bantuan kepada mereka yang terkena musibah gempa bumi atau tsunami secara memadai sekaligus dapat melaksanakan ibadah kurban, kedua ibadah ini dapat dilakukan bersama-sama. Dengan demikian, seseorang dapat meraih pahala dari kedua ibadah tersebut tanpa harus mengorbankan salah satunya.
2. Memprioritaskan Menyelamatkan Nyawa
Bagi yang harus memilih salah satu di antara dua ibadah tersebut, disarankan untuk mendahulukan memberikan bantuan dalam rangka menyelamatkan kehidupan mereka yang tertimpa musibah. Hal ini karena menyelamatkan nyawa dianggap lebih mendesak dan penting dalam Islam. Menolong orang yang sedang dalam kondisi darurat menunjukkan kepedulian dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
3. Fleksibilitas dalam Dana Kurban
Jika dana telah diserahkan kepada Panitia Kurban, panitia hendaknya meminta kerelaan calon orang yang berkurban (shahibulkurban) untuk mengalihkan dananya kepada bantuan penyelamatan korban bencana. Namun, jika calon shahibulkurban tidak merelakan, dana tersebut tetap digunakan untuk ibadah kurban. Dengan cara ini, niat baik untuk membantu korban bencana dapat tetap diwujudkan tanpa mengurangi makna ibadah kurban.
Dalam Islam, keseimbangan antara kewajiban dan sunah sangat penting. Menyelamatkan nyawa adalah prioritas utama karena kehidupan manusia harus dijaga. Di sisi lain, ibadah kurban juga penting sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan kepada Allah.
Dengan memahami prioritas ini, umat Islam dapat menjalankan kedua ibadah tersebut dengan bijak, memastikan bahwa mereka membantu sesama yang membutuhkan sambil tetap melaksanakan ajaran agama mereka.
(Saepul/Budis)