BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Banyak dari kita tentu mengenal peringatan yang selalu tercetak di bungkus rokok dan muncul dalam iklan-iklan produk tersebut. Peringatan tersebut bukan hanya sebatas pajangan, karena ada 15 jenis kanker yang terjadi akibat merokok.
Sayangnya, kesadaran terhadap bahaya merokok masih rendah, sehingga banyak orang tetap menjadikan kebiasaan ini sebagai rutinitas.
Rokok mengandung tembakau, zat berbahaya yang telah membunuh lebih dari separuh jumlah perokok di seluruh dunia setiap harinya. Di Indonesia, merokok tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, tetapi juga perempuan.
Kebiasaan ini sering dimulai sejak usia remaja dan dapat memicu berbagai penyakit serius di usia dewasa, terutama jika dilakukan dalam jangka panjang.
Berbagai penelitian menunjukkan kebiasaan merokok tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga memengaruhi perekonomian keluarga, terutama di negara berkembang. Pengeluaran untuk membeli rokok sering kali menurunkan kemampuan ekonomi keluarga miskin.
Rokok dan Hubungannya dengan Kanker
Rokok dan kanker memiliki kaitan yang sangat erat. Asap rokok mengandung lebih dari 100 senyawa kimia berbahaya, termasuk karsinogen (pemicu kanker), mutagen (penyebab mutasi gen), serta promotor tumor.
Beberapa senyawa berbahaya tersebut adalah PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons), nikotin, dan NNK (4-(methylnitrosoamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanone).
Senyawa PAH dalam asap rokok tidak hanya memicu mutasi DNA, tetapi juga mempercepat pembelahan sel yang tidak normal, memicu perkembangan tumor, serta meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Sementara itu, nikotin dan NNK terbukti mempercepat pertumbuhan sel-sel tumor di paru-paru. Nikotin bahkan dapat memicu angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah baru yang mempercepat perkembangan kanker, seperti kanker payudara.
Risiko dan Dampak Kesehatan
Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak disebabkan oleh kebiasaan merokok. Data menunjukkan bahwa 90% kematian akibat kanker paru-paru di seluruh dunia berasal dari kebiasaan ini. Namun, risiko tersebut dapat menurun signifikan jika seseorang berhenti merokok.
Dalam 10 tahun setelah berhenti, risiko kanker paru-paru berkurang hingga 50%. Risiko kanker lainnya, seperti kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, kandung kemih, ginjal, dan pankreas, juga menurun secara bertahap.
Selain kanker, merokok juga memicu berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti kulit kusam, rambut rusak, bau mulut, gigi bernoda, dan kerusakan gusi. Efek ini semakin parah jika seseorang mulai merokok pada usia muda atau mengonsumsi rokok dalam jumlah besar selama bertahun-tahun.
Jenis Kanker Karena Rokok
Setidaknya, kebiasaan merokok dapat menyebabkan 15 jenis kanker, antara lain:
- Kanker mulut
- Kanker faring (tenggorokan atas)
- Kanker hidung dan sinus
- Kanker laring (kotak suara)
- Kanker kerongkongan
- Kanker hati
- Kanker pankreas
- Kanker lambung
- Kanker ginjal
- Kanker usus
- Kanker ovarium
- Kanker kandung kemih
- Kanker leher rahim
- Beberapa jenis kanker darah, seperti leukemia
Durasi merokok juga menjadi faktor yang memengaruhi risiko kanker. Semakin banyak rokok yang dikonsumsi dalam sehari, semakin tinggi pula risikonya. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi rokok secara bertahap bisa menjadi langkah awal untuk berhenti total dari kebiasaan ini.
Pilihan untuk Hidup Sehat
Tubuh manusia sebenarnya memiliki kemampuan untuk melawan kerusakan akibat zat berbahaya. Namun, jumlah bahan kimia beracun dalam asap rokok jauh melampaui kapasitas tubuh untuk mengatasinya. Oleh karena itu, langkah terbaik untuk menjaga kesehatan dan menghindari risiko kanker adalah dengan berhenti merokok.
BACA JUGA: Asap Rokok di Fasilitas Umum Ganggu Kenyamanan
Risiko terjadinya berbagai jenis kanker akibat merokok sangat tinggi, karena itu mulailah berhenti merokok, untuk mengantisipasi terjadinya berbagai gangguan penyakit. Jadikan hidup Anda lebih sehat dan berkualitas.
(Virdiya/Usk)