BANDUNG,TM.ID: Harga telur dan daging ayam di pasar tradisional Ciwastra Kota Bandung terpantau masih tinggi. Daging ayam misalnya, dijual Rp38 ribu hingga Rp43 ribu, sedangkan telur ayam kisaran Rp32 ribu sampai Rp33 ribu.
“Agak aneh jelang Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri harga malah stabil tapi setelah lebaran ada kenaikan dan bertengger cukup lama karna ini faktor pakan ayam,” ucap Kepala Disdagin Elly Wasliah di mal Paskal 23, pada Selasa, (01/8/2023).
Menurut Elly, penyebab harga telur dan daging ayam masih tinggi di karenakan pakan ayam di Kota Bandung lima puluh persennya terbuat dari jagung.
“Pakan ayam itu 50 Persen dari jagung, dan jagung tidak semuanya produk lokal ada produk impor juga, ini yang menyebabkan kenapa harga telur dan daging ayam harganya masih bertengger cukup lama di atas rata-rata di Kota Bandung,” ucapnya
BACA JUGA: Sebulan Bergulir, Omzet Pasar Kreatif Kota Bandung Tembus Rp6,7 M
Elly juga mengungkapkan, pasokan telur ayam dipasok dari daerah Blitar dan Semarang, sedangkan daging ayam di pasok dari daerah Priangan Timur.
“Kami akan berkoordinasi segera dengan teman-teman di produsen. Ini kendalanya apa sampai lama sekali harganya tidak turun-turun, terutama untuk telur. Karena pasokan terbesarnya di pasok dari Blitar,” imbuhnya.
Kalau daging ayam itu, lanjut Elly dari Priangan Timur untuk ke pasar-pasar, dan dari Cianjur itu untuk ke mal-mal.
“Kalau untuk mal itu sudah bersih. Jadi ketika masuk Kota Bandung sudah di pastikan bersih dagingnya, tapi kalau untuk di pasar itu ayam hidup,” ungkapnya.
Elly juga menyatakan, daging ayam beku lebih bagus untuk dikonsumsi dan tidak mengurangi kualitas daging ayam itu sendiri.
“Engga, malah lebih bagus, cuman masyarakat itu lebih ingin membeli daging ayam yang masih fresh, padahal secara kesehatan lebih bagus yang beku karena semua penyakit sudah tidak ada,” ujar Elly.
(Rizky Iman/Budis)