BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa gunung tersebut kembali erupsi dengan ketinggian abu kurang lebih 400 meter di puncak gunung pada pukul 09.12 WITA.
Petugas pos pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanislaus Ara Kian dalam laporannya, Senin pagi mengatakan bahwa kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah barat laut.
“Ketinggian kolom abu mencapai 400 meter atau kurang lebih 1.823 meter di atas permukaan laut,” katanya.
Stanislaus mengatakan bahwa erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 25 detik.
Berdasarkan catatan pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVBMG) saat ini gunung tersebut masih berada pada status level II atau waspada, sehingga mereka mengeluarkan beberapa rekomendasi bagi masyarakat sekitar gunung.
Masyarakat di sekitar gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki,wisatawan tidak memasuki dan tidak beraktivitas di dalam wilayah radius dua km dari pusat aktivitas gunung.
Masyarakat di desa Lamatokan, dan Desa Jontona diimbau agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran longsoran lava dari bagian timur puncak atau kawah gunung.
Baca Juga:
Status Level II Waspada Gunung Dukono Meletus Kolom Abu Capai 1.100 Meter
Gunung Ili Lewotok NTT Meletus, Warga Dilarang Memasuki dan Melakukan Pendakian Radius 2 Km
Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km pusat aktivitas gunung dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian, selatan dan tenggara puncak atau kawah gunung
Kemudian masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran longsoran lava dari bagian barat puncak kawah gunung Lewotolok.
Untuk menghindari gangguan pernapasan atau ISPA maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar gunung dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(Anisa Kholifatul Jannah)