BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Berdasarkan pengamatan secara visual Aktivitas Gunung Gamalama, Maluku Utara terpantau hembusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 200 meter dari puncak kawah utama Gunung Gamalama.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakn, pengamatan secara instrumental kegempaan didominasi oleh Gempa Hembusan yang mengalami peningkatan secara perlahan dimulai sejak 4 Juni 2025 terekam 4 kejadian, dan tertinggi pada 15 Juni 2025 terekam 29 kali Gempa Hembusandengan Amplitudo 8 – 38 mm, dan lama gempa 22.08 – 49.06 detik .
“Dengan aktivitas kegempaan yang meningkat, serta kondisi Gunung Gamalama yang masih pada Level II (Waspada), maka Gunung Gamalama masih memiliki potensi bahaya berupa Erupsi Freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi,” kata Wafid dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/6/2025).
Baca Juga:
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 Pangandaran Menurut Badan Geologi
Badan Geologi: Rekaman Gempa Embusan dan LF Gunung Tangkuban Parahu Masih Tinggi
Ia menjelaskan, hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angin. Sedangkan saat musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan
puncak Gunung Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.
“Evaluasi tingkat aktivitas Gunungapi Gamalama akan dilakukan secara berkala atau sewaktu waktu apabila terjadi perubahan signifikan. Masyarakat diharapkan tetap tenang, waspada, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan Bersama,”kata Wafid.
Gunung api Gamalama yang terletak di Pulau Ternate, Maluku Utara, merupakan salah satu gunungapi aktif di Indonesia, dengan catatan letusan sejak tahun 1538. Saat ini, tingkat aktivitasnya berada pada Level II atau Waspada sejak 10 Maret 2015. Erupsi biasanya terjadi di kawah pusat dan didahului oleh gejala awal yang singkat. Letusan terakhir tercatat pada 4
Oktober 2018. (_usamah kustiawan)