BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Kabar gagalnya proses naturalisasi pemain Go Ahead Eagles, Mats Deijl, untuk memperkuat Timnas Malaysia, menjadi topik hangat yang dibicarakan netizen Indonesia di platform X (sebelumnya Twitter).
Hal tersebut memicu banyak perbandingan antara Malaysia dan Indonesia, khususnya dalam hal strategi naturalisasi pemain keturunan yang telah dilakukan dengan sukses oleh PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Malaysia belakangan ini memang terang-terangan mengakui ingin mengikuti jejak PSSI yang telah berhasil menaturalisasi pemain keturunan untuk memperkuat timnasnya.
Langkah Indonesia yang mulai menunjukkan hasil positif di kancah sepak bola Asia membuat Malaysia mulai aktif mencari pemain keturunan Malaysia yang memiliki potensi untuk dinaturalisasi.
FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) bahkan sempat mengumumkan rencana mereka untuk melakukan gebrakan pada Desember 2024 di ajang ASEAN Cup 2024.
Namun, langkah Malaysia menghadapi rintangan besar setelah FIFA menolak naturalisasi Mats Deijl.
Pemain berusia 27 tahun tersebut dianggap tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh FIFA untuk bisa dinaturalisasi dan memperkuat Timnas Malaysia.
BACA JUGA: Usai Sumpah WNI, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Langsung Dibuatkan KTP
Kronologi Gagalnya Naturalisasi Mats Deijl
FAM menjelaskan secara detail bagaimana proses naturalisasi Mats Deijl dimulai. Sang pemain sendiri memiliki niat kuat untuk membela Malaysia karena merasa memiliki hubungan darah dengan negeri tersebut melalui leluhurnya.
Deijl dikabarkan memiliki darah keturunan Malaysia dari ibu dan kakeknya yang lahir di Singapura pada 24 Juni 1893, saat Singapura masih menjadi bagian dari Malaysia.
Berdasarkan silsilah ini, FAM yakin bahwa Deijl memenuhi syarat naturalisasi.
Proses komunikasi antara FAM, klub Go Ahead Eagles, agen Deijl, dan pemain sendiri berjalan lancar.
Semua pihak terlibat dalam pengumpulan dokumen yang diperlukan untuk mendukung klaim keturunan Malaysia.
FAM kemudian mengajukan berkas permohonan naturalisasi tersebut kepada FIFA pada 23 September 2024.
Namun, harapan FAM dan Deijl pupus setelah FIFA merespons pada 25 September 2024.
FIFA menolak permohonan naturalisasi tersebut dengan alasan bahwa hubungan keturunan Deijl dengan Malaysia berasal dari nenek moyangnya, bukan dari orang tua, kakek, atau neneknya langsung, sebagaimana diatur dalam peraturan FIFA.
Peraturan Ketat FIFA
Dalam Statuta FIFA, khususnya pada pasal 8 yang mengatur tentang kelayakan seorang pemain untuk mewakili tim nasional, disebutkan bahwa seorang pemain hanya bisa dinaturalisasi dan mewakili suatu negara jika ia memenuhi salah satu dari empat syarat berikut:
- Pemain tersebut lahir di negara tersebut.
- Ibu atau ayah pemain lahir di negara tersebut.
- Kakek atau nenek pemain lahir di negara tersebut.
- Pemain telah tinggal di negara tersebut selama lebih dari lima tahun berturut-turut setelah mencapai usia 18 tahun.
Dalam kasus Mats Deijl, FIFA menyatakan, darah Malaysia yang dimilikinya berasal dari generasi nenek moyangnya (ibu dari kakek), bukan dari kakek atau nenek langsung.
Karena itu, Deijl tidak memenuhi syarat untuk dinaturalisasi dan memperkuat Timnas Malaysia. Selain itu, Deijl juga belum tinggal di Malaysia selama lima tahun, yang merupakan alternatif syarat naturalisasi.
Malaysia Gagal Ikuti Jejak Indonesia
Kegagalan Malaysia dalam proses naturalisasi ini menjadi bahan diskusi luas di kalangan netizen Indonesia.
Banyak yang membandingkan langkah FAM dengan PSSI, yang berhasil menaturalisasi pemain keturunan seperti Jordi Amat, Shayne Pattynama, dan Sandy Walsh untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Kesuksesan Indonesia dalam menambah kekuatan melalui pemain-pemain naturalisasi ini telah membantu Timnas Garuda untuk bersaing lebih kompetitif di tingkat Asia.
Netizen di Indonesia melihat bahwa Malaysia, yang sebelumnya optimistis dengan langkah ini, belum mampu meniru kesuksesan Indonesia dalam hal naturalisasi.
Langkah Malaysia untuk merekrut pemain keturunan dianggap belum seefektif strategi PSSI yang telah terbukti memperkuat Timnas Indonesia secara signifikan.
Malaysia sebelumnya berencana untuk membuat gebrakan besar di ajang ASEAN Cup 2024, dengan harapan memperkuat skuad mereka melalui pemain keturunan.
Namun, kegagalan dalam menaturalisasi Mats Deijl menjadi pukulan bagi FAM, yang kini harus mencari alternatif lain untuk memperkuat tim mereka.
(Budis)