Site icon Teropong Media

Gagal di Turnamen Besar, PBSI Soroti Mentalitas Atlet Pelatnas

Ilustrasi - Fikri/Daniel di Kejuaraan Badminton Beregu Campuran Asia 2025 (Foto: PBSI)

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah sorotan tajam terhadap performa para pebulu tangkis Indonesia di musim 2025, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, menegaskan pentingnya perubahan pola pikir dalam tubuh tim nasional.

Ia menilai, kegagalan skuad Merah Putih meraih gelar di turnamen-turnamen besar seperti Super 500, 750 hingga 1000, bukan semata soal teknis, tapi lebih kepada arah mental dan motivasi atlet yang tak lagi berorientasi pada kejayaan.

“Masih nirgelar di level atas, dan itu fakta. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana atlet memahami tujuan mereka bertanding. Tujuan utama bukan mempertahankan ranking atau mengincar hadiah, tapi memburu gelar juara,” ujar Eng Hian.

Pernyataan tersebut muncul setelah skuad pelatnas kembali gagal merebut gelar di ajang Indonesia Open Super 1000 yang digelar di rumah sendiri, Istora Senayan, Jakarta.

Baca Juga:

PBSI Umumkan Susunan Pelatih Baru Pelatnas

Bahkan satu-satunya wakil Indonesia di final datang dari pasangan profesional di luar pelatnas: Sabar Karyaman Gutama / Moh Reza Pahlevi Isfahani.

Menurut mantan pelatih ganda putri legendaris Greysia Polii itu, saat ini PBSI sedang berupaya melakukan sinkronisasi antara target pelatih dan pemahaman atlet.

“Kita ingin para pemain sadar bahwa keberangkatan mereka ke turnamen adalah untuk menang, bukan sekadar ikut tampil atau menjaga ranking,” jelasnya.

Ia juga menyoroti bagaimana sebagian atlet tampak lebih mengedepankan kenyamanan posisi mereka di peringkat dunia dibanding semangat untuk naik podium.

“Kesejahteraan itu datang setelah juara, bukan sebaliknya. Kita harus ubah cara pikir ini,” lanjut Eng Hian.

Ke depan, para pemain tengah bersiap menghadapi tur Asia pada Juli mendatang, termasuk dua ajang besar, Japan Open Super 750 dan China Open Super 1000.

Namun PBSI menyadari, tanpa perubahan cara pandang dan semangat kompetitif yang sejati, gelar juara hanya akan menjadi mimpi yang terus tertunda.

(Budis)

Exit mobile version