ESDM Minta Mitigasi Bencana Masuk Kurikulum Sekolah, Antisipasi Megathrust!

Penulis: usamah

Libur Sekolah Ramadhan Sudah Disepakati Pemerintah
Ilustrasi-Suasana Kegiatan Belajar Mengajar SDN 187 Lanuma Husain Kota Bandung (Usk/TM)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mitigasi bencana diharapkan bisa dimasukkan ke dalam kurikulum di setiap jenjang pendidikan sehingga sejak dini anak-anak mendapatkan informasi mendetail terkait antisipasi bencana. Apalagi terkait potensi megathrust yang bakal terjadi di Indonesia.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, Edy Slamet, Sabtu (7/9/2024). “Jadi seperti di Jepang yang sudah punya mitigasi bagus, masuk ke kurikulum sekolah, bahkan playgroup dan sekolah dasar sudah dapat,” katanya.

Mitigasi adalah upaya yang memiliki sejumlah tujuan yakni untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Ia lantas mengingatkan, bahwa bencana alam termasuk megathrust gempa bumi berkekuatan besar di Indonesia bisa terjadi kapan saja.

Menurutnya, ini merupakan konsekuensi logis akibat pertemuan tiga lempeng besar di suatu wilayah. “Ada lempeng Eurasia, Australia, dan Pasifik sehingga yang namanya gempa sebuah keniscayaan dan tidak bisa dihindari,” katanya.

Edy menyebut, potensi terjadinya megathrust tidak bisa dihindari. Sehingga butuh pola mitigasi yang komprehensif untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa.

Ia menyatakan sampai saat ini belum ada teknologi atau alat yang bisa memprediksi secara pasti kapan megathrust terjadi. “Kami pasang GPS pergerakan bisa diukur, tetapi tidak ada yang tahu kapan tercapainya,” ujarnya.

Karena itu, Edy menyatakan, peningkatan pemahaman masyarakat merupakan hal penting yang perlu dilakukan. Sehingga informasi dan pola penanganan bisa disampaikan secara maksimal.

BACA JUGA: BRIN: Potensi Maksimal Gempa Megathrust di 15 Segmen di Indonesia, Tertinggi 9,2 Magnitudo

“Tidak perlu takut karena yang membunuh itu bukan gempanya, tetapi dampak ikutan setelah gempa. Misal, tembok roboh, atap berjatuhan, atau tersengat listrik,” katanya.

Menurutnya, masyarakat merupakan bagian terpenting dalam langkah mitigasi bencana alam beserta dampak ikutan. Dengan adanya potensi bencana, masyarakat bisa waspada dan mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi.

 

 

(Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Tora Sudiro
Tora Sudiro Resmi Jadi Kakek, Sambut Kelahiran Baby Noa
Penganiayaan Ibu
Pelaku Penganiayaan Terhadap Ibu di Bekasi Berujung Jeruji Besi
Harga Emas Antam Tertahan Tak Bergerak
Harga Emas Antam Tertahan Tak Bergerak di Rp 1,942 Per Gram
7 Orang Tertimbun Longsor di Parigi Mouton Sulawesi Tengah
7 Orang Tertimbun Longsor di Parigi Mouton Sulawesi Tengah
retret kepala daerah-1
Retret Kepala Daerah di IPDN, Banyak yang Telat Ikut Kegiatan Pagi
Berita Lainnya

1

Laba Bersih Naik 129 Persen, Arkadia Digital Media Genjot Beragam Sumber Revenue Baru

2

Kemenaker Minta Pekerja Bersabar, BSU Rp 600.000 Segera Cair?

3

Mengenal Lebih Dekat Kecanggihan Persenjataan Iran dan Israel dalam Duel Udara

4

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

5

Resmi Perpanjang Kontrak Dengan Persija, Carlos Eduardo Siap Wujudkan Harapan Jakmania
Headline
Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Masyarakat Dilarang Melakukan Aktivitas Radius 2 Km
Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Masyarakat Dilarang Melakukan Aktivitas Radius 2 Km
marc_marquez-SvUt_large
Dominasi Ducati di Mugello, Marc Marquez Kian Tak Terbendung
Al Hamra Hehanussa Resmi Memperkuat Persib
Al Hamra Hehanussa Resmi Memperkuat Persib
Real Madrid
Link Live Streaming Real Madrid vs Pachuca Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.