Site icon Teropong Media

ESDM Butuh Dana Rp50 Triliun untuk Terangi 10 Ribu Desa di Indonesia

ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan kebutuhan anggaran fantastis, mencapai Rp50,01 triliun (Pinterest)

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID —  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan kebutuhan anggaran fantastis, mencapai Rp50,01 triliun, demi mewujudkan cita-cita besar mengalirkan listrik ke 10.068 desa yang saat ini masih gelap gulita.

Komitmen ini bertujuan untuk memastikan seluruh desa di Indonesia teraliri listrik PLN dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada Senin (30/6/2025) di Jakarta, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, menjelaskan rincian alokasi investasi tersebut. Mayoritas anggaran, yakni Rp42,26 triliun, akan difokuskan untuk program listrik pedesaan.

Selain itu, Jisman juga menyoroti kebutuhan dana sebesar Rp5,5 triliun untuk meningkatkan jam layanan listrik menjadi 24 jam sehari di 420 lokasi pelayanan yang saat ini masih menikmati listrik kurang dari sehari penuh. Tak hanya itu, bantuan pasang baru listrik (BPBL) bagi masyarakat yang membutuhkan juga dianggarkan sebesar Rp2,25 triliun.

“Kalau lima tahun kabinet ini, sekitar Rp9 triliun (per tahun) rasanya bisa dengan efisiensi,” kata Jisman mengutip dari Antara.

Akses Listrik

Data dari Kementerian ESDM hingga kuartal I 2025 menunjukkan bahwa sebanyak 10.068 lokasi di seluruh Indonesia, yang mencakup 1.287.164 rumah tangga, masih belum terjamah akses listrik PLN.

Sebaran lokasi-lokasi ini paling banyak terdapat di wilayah timur Indonesia, yaitu Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara dengan total 5.555 lokasi.

Disusul kemudian oleh Kalimantan (1.099 lokasi), Sulawesi (799 lokasi), Sumatera (985 lokasi), dan Jawa (1.630 lokasi). Hingga saat ini, hanya DKI Jakarta dan Bali yang telah mencapai 100 persen akses listrik PLN.

Jisman menambahkan bahwa program pra-elektrifikasi sebelumnya melalui pembagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) tidak dapat dilanjutkan. Hal ini dikarenakan sebagian besar lampu tersebut telah melewati masa pakai tiga tahun dan garansinya pun sudah habis.

Jelang Piala Presiden 2025, PLN UP3 Majalaya Siapkan Keandalan Listrik Stadion Si Jalak Harupat

PLN Majalaya Kota Gelar Program Pemasaran Keliling di Kecamatan Paseh, Jangkau 51 Pelanggan Baru

Fokus pada Integrasi ke PLN

Dengan tidak dilanjutkannya program LTSHE, pemerintah kini mengalihkan fokus untuk memastikan masyarakat mendapatkan layanan listrik langsung dari PLN. Ini mendorong perusahaan BUMN tersebut agar segera mengintegrasikan rumah tangga yang belum berlistrik menjadi pelanggan resmi mereka.

Komitmen untuk menerangi seluruh pelosok negeri juga telah ditegaskan oleh Presiden Prabowo Subianto. Saat meresmikan 55 proyek energi baru terbarukan (EBT) di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen, Bondowoso, pada Kamis (26/6) lalu.

“Kita akan mampu dan tidak lama lagi kita akan sampai ke semua desa. Target saya dalam empat tahun semua desa Indonesia harus mendapat listrik,” kata prabowo.

Pernyataan Presiden ini memberikan dorongan kuat bagi Kementerian ESDM dan PLN untuk bergerak cepat dalam mencapai target elektrifikasi nasional yang ambisius ini, demi pemerataan akses energi di seluruh wilayah Indonesia.

(Hafidah Rismayanti/Budis)

Exit mobile version