BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Balapan di Red Bull Ring akhir pekan ini terasa seperti titik balik sejarah Formula 1.
McLaren, yang dahulu sekadar penantang, kini mengambil alih tahta dengan kemenangan dominan 1-2 melalui Lando Norris dan Oscar Piastri. Sebaliknya, Red Bull yang selama ini mendominasi, justru hancur di rumah sendiri.
Lando Norris tampil tenang dan tangguh menahan tekanan sepanjang balapan dari rekan setimnya, Oscar Piastri, yang terus menempel ketat di belakangnya.
Pertarungan internal itu tak hanya membuktikan kehebatan Norris sebagai pemimpin balapan, tetapi juga menggarisbawahi superioritas teknis mobil MCL39 yang tampil sangat seimbang dan efisien.
“Piastri seperti menempel di knalpot Lando selama lap demi lap, tapi bannya tetap awet. Mereka menciptakan mobil dengan keseimbangan luar biasa. Saya belum pernah lihat mobil lain bisa seperti itu,” ujar Team Principal Red Bull, Christian Horner.
Sementara McLaren merayakan hari besar, Red Bull justru menghadapi mimpi buruk. Untuk pertama kalinya sejak 2020, mereka pulang dari balapan tanpa satu pun poin.
Baca Juga:
McLaren Makin Menekan, Verstappen Akui Red Bull Bisa Tersandung di Emilia Romagna
Max Verstappen tersingkir di lap awal akibat insiden dengan Kimi Antonelli. Sementara Yuki Tsunoda finis paling buncit, menyempurnakan akhir pekan yang ingin dilupakan.
“Max baru saja mendapatkan kembali tenaga saat keluar tikungan, lalu tersapu karena insiden Kimi. Dia sudah minta maaf, tapi bagi kami ini merusak sore itu,” jelas Horner.
Lebih menyakitkan lagi, Red Bull kini hanya duduk di peringkat keempat klasemen konstruktor, tertinggal 255 poin dari McLaren yang kian kokoh di puncak.
Di klasemen pembalap, Verstappen tertinggal 61 poin dari pemuncak klasemen Oscar Piastri, yang tampil konsisten dalam tiga balapan terakhir.
Era Red Bull tampaknya mulai memudar. Di saat McLaren menikmati momentum kebangkitan, tim berlogo banteng merah kini dipaksa menatap kenyataan pahit: dominasi mereka tak lagi mutlak.
Di Red Bull Ring sirkuit milik mereka sendiri McLaren justru mencuri sorotan dan mungkin juga warisan kejayaan.
(Budis)