BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Operasi batu empedu kerap dilakukan jika kondisi penyakit ini semakin parah. Namun, apakah operasi batu empedu ini memiliki risiko?
Sebelum membahas lebih jauh terkait risiko operasi batu empedu, mari simak terlebih dahulu tentang empedu itu sendiri.
Apa itu Empedu?
Empedu adalah organ tubuh yang memiliki peran penting dalam sistem pencernaan manusia. Organ ini terhubung langsung dengan hati dan usus dua belas jari. Kandung empedu yang berwarna hijau gelap berasal dari warna cairan empedu yang diproduksi oleh hati. Cairan ini memiliki fungsi utama untuk membantu memproses makanan, lemak, serta nutrisi lainnya.
Secara anatomi, kandung empedu memiliki panjang sekitar 7–10 cm dan mampu menyimpan hingga 50 ml cairan empedu. Organ ini berperan sebagai tempat penyimpanan sementara cairan empedu sebelum dilepaskan ke usus untuk proses pencernaan. Berikut beberapa fungsi utama empedu dalam tubuh manusia:
Fungsi Utama Empedu
- Membantu kerja enzim pencernaan.
- Mendukung fungsi enzim lipase.
- Berperan dalam proses emulsi lemak.
- Memfasilitasi penyerapan lemak.
- Menjadi sarana hati dalam membuang zat sisa metabolisme.
- Bertindak sebagai bakterisida untuk mencegah infeksi.
Penyebab dan Risiko Penyakit Batu Empedu
Meski memiliki fungsi vital, kandung empedu rentan mengalami gangguan, salah satunya adalah batu empedu. Batu empedu terbentuk dari kristal-kristal mineral yang mengendap di kandung empedu akibat pengerasan kolesterol dalam cairan empedu. Ketidakseimbangan senyawa kimia dalam empedu sering menjadi pemicu utama masalah ini.
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh buruknya kualitas empedu yang dihasilkan oleh hati. Akibatnya, endapan terbentuk di kandung empedu (kolelitiasis) atau saluran empedu (koledokolitiasis). Batu empedu yang menyumbat saluran empedu bisa menimbulkan komplikasi serius, termasuk peradangan dan rasa nyeri hebat.
Gejala awal batu empedu meliputi nyeri di perut kanan atas, nyeri punggung di antara tulang belikat, serta mual dan muntah. Pada kondisi lebih parah, penderita bisa mengalami demam, kulit dan mata menguning, hingga feses berwarna gelap. Jika gejala-gejala ini muncul, pemeriksaan medis harus segera dilakukan.
Efek Samping dan Risiko Operasi Batu Empedu
Dokter biasanya merekomendasikan operasi pengangkatan kandung empedu jika kondisi sudah parah. Meski operasi ini relatif aman, ada sejumlah risiko yang perlu diperhatikan, seperti:
1. Gangguan Sistem Pencernaan
Tanpa kandung empedu, tubuh kesulitan menyimpan cairan empedu. Akibatnya, penderita rentan mengalami diare, kembung, dan nyeri perut.
2. Komplikasi Pasca Operasi
Hilangnya kandung empedu bisa memicu masalah seperti obesitas, gangguan metabolisme, hingga penyakit jantung.
3. Cedera Saluran Empedu
Cedera pada saluran empedu dapat memerlukan operasi korektif tambahan.
4. Pendarahan dan Infeksi
Bekas operasi rentan mengalami infeksi yang membutuhkan penanganan dengan antibiotik.
5. Kekurangan Lemak Baik
Anjuran mengonsumsi makanan rendah lemak pasca operasi dapat mengurangi asupan lemak sehat yang penting untuk metabolisme tubuh.
6. Cedera pada Usus dan Pembuluh Darah
Risiko cedera meningkat jika terjadi peradangan di sekitar kandung empedu selama operasi.
7. Kebocoran Empedu
Kebocoran cairan empedu dapat terjadi akibat klip pada saluran empedu tidak tertutup dengan baik, memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
8. Efek Anestesi Umum
Anestesi dapat memicu reaksi alergi serius atau komplikasi lainnya.
Perawatan Setelah Operasi
Meskipun kandung empedu telah diangkat, cairan empedu tetap diproduksi oleh hati. Namun, tanpa wadah penyimpanan, cairan ini langsung mengalir ke usus. Hal ini dapat meningkatkan risiko batu empedu terbentuk di hati. Oleh karena itu, beberapa langkah perawatan perlu dilakukan:
- Batasi asupan lemak sementara waktu pasca operasi.
- Konsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering.
- Hindari makanan berlemak, makanan pedas, dan minuman berkafein.
- Perbanyak konsumsi makanan berserat.
BACA JUGA: 7 Makanan Penghancur Batu Ginjal
Komplikasi pasca operasi batu empedu dapat Anda minimalkan dengan menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Semoga bermanfaat.
(Virdiya/Budis)