Dr Richard Quek Ungkap 5 Fakta Kanker Sarkoma, Penyakit Langka Diidap Alice Norin

kanker sarkoma alice norin
(Dok.PCC)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Artis Alice Norin, mengumumkan kepada publik bahwa dirinya sedang berjuang melawan kanker sarkoma yang muncul di organ rahimnya. Pernyataan itu disampaikan melalui akun Instagram pribadinya @alicenorin.

Pada usia 36 tahun, Alice mengakui sering mengeluhkkan rasa sakit pada perut bagian bawah sebelum didiagnosis menderita kanker sarkoma pada Desember 2023.

Fakta Kanker Sarkoma

Dr Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre mengungkapkan, Sarkoma merupakan sel kanker langka yang menyerang jaringan lunak tubuh, termasuk tulang, jaringan ikat, dan area seperti pembuluh darah, otot, saraf, dan lemak.

BACA JUGA: Alpukat Bagus Untuk Kesehatan Jantung? Simak Penjelasannya

Penyakit ini sangat kompleks dengan lebih dari 70 subtipe yang berbeda. Sarkoma berkembang dari jaringan mesodermal, berbeda dengan sebagian besar kanker lain yang berkembang dari jaringan epidermis.

Agar semakin paham lagi, berikut fakta pada kanker sarkoma yang diderita Alice Norin:

  1. Sarkoma hanya 1% dari diagnosis kanker orang dewasa

Menurut Dr. Richard Quek sarkoma merupakan salah satu bentuk kanker yang paling langka yang menyerang sekitar 5 per 100.000 populasi. Saat ini, sarkoma hanya 1% dari diagnosis kanker pada orang dewasa dan sekitar 15% dari diagnosis kanker pada masa kanak-kanak di Amerika Serikat.

Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 12.000 kasus sarkoma jaringan lunak dan 3.000 kasus sarkoma tulang yang didiagnosis setiap tahunnya. Adapun untuk sarkoma di rahim, kasusnya ada di angka 3 persen per tahun.

“Jika kita membicarakan mengenai sarkoma rahim. Penyakit ini sebetulnya sangat khusus, kemudian jika kita membicarakan kanker yang umum muncul pada rahim itu adalah karcinoma uterus atau karsinoma rahim, sehingga untuk penyakit sarkoma yang terjadi pada rahim itu sangat langka, angkanya sekitar 3 persen per tahun,” jelas Dr Richard sesi jumpa pers via Zoom di Teras Budhe Restaurant, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).

“Biasanya yang perempuan rasakan adalah adanya pendarahan pasca-menopause atau pendarahan rahim yang tidak normal, kemudian gejala lainnya yang dirasakan adalah perut terasa penuh, adanya gangguan berkemih atau berkencing, karena adanya penekanan dari sarcoma ke kantong saluran kencing, tetapi juga bisa tidak ada gejala dan hanya ditemukan secara tidak sengaja,” lanjutnya.

  1. Ada lebih dari 70 subtipe sarkoma

Sarkoma merupakan penyakit yang beragam dan heterogen yang memiliki beberapa etiologic atau akar penyebab. Setidaknya terdapat sekitar 70 penyakit dengan subtype yang masing-masing memiliki presentasi klinis yang berbeda, susunan genetik, dan lokasi perkembangan dan strategi pengobatan tumor yang berbeda.

“Ke-70 jenis sarkoma yang menyerang jaringan rusak ataupun tulang, dan masing-masingnya itu memiliki tipe yang berbeda-beda. Setiap 70 jenis sarokoma ini memiliki terapi atau pengobatan yang berbeda-beda, sehingga sarkoma bukanlah satu diagnosis sama, tetapi penyakit itu memiliki jenis yang berbeda-beda,” kata Dr Richard.

Penyakit itu secara luas dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yakni sarkoma jaringan lunak dan sarkoma tulang.

Sarkoma jaringan lunak mempengaruhi jaringan lunak tubuh. Mereka selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam jaringan atau area spesifik yang terkena. Subtipe sarkoma jaringan lunak yang umum meliputi:

  • Leiomyosarcoma – sarkoma yang timbul dari otot polos rahim atau vena
  • Liposarcoma – sarkoma yang muncul dari jaringan lemak, biasanya di batang tubuh dan anggota badan
  • Angiosarcoma – sarkoma yang timbul dari pembuluh darah

Sarkoma tulang dimulai di tulang, dan biasanya terjadi di paha, lengan atas, atau tulang kering. Subtipe sarkoma tulang yang umum meliputi:

  • Osteosarcoma – sarkoma yang muncul dari tulang panjang
  • Sarkoma Ewing – sarkoma yang mempengaruhi tulang atau jaringan lunak
  • Chondrosarcoma – sarkoma yang mempengaruhi tulang rawan

Tumor stroma gastrointestinal (GIST) adalah salah satu bentuk sarkoma paling umum yang muncul dari saluran pencernaan. Hal ini ditandai dengan mutasi pada gen KIT atau PDGFRA.

  1. Kebanyakan subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya

Risiko seseorang terkena kanker bergantung pada banyak hal, antara lain usia, genetika, gaya hidup, dan faktor lingkungan.

Sebagian besar subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.

Faktor risiko umum untuk sarkoma meliputi:

  • Paparan bahan kimia – paparan bahan kimia penyebab kanker dan zat berbahaya lainnya seperti monomer vinil klorida, dioksin, atau arsenic.
  • Paparan virus – paparan terhadap virus tertentu seperti Human Herpesvirus 8 (HHV8), juga disebut Kaposi Sarcoma Herpesvirus (KSHV), dapat menyebabkan berkembangnya subtipe sarkoma yang dikenal sebagai sarkoma Kaposi pada individu dengan kekebalan rendah.
  • Paparan radiasi – paparan radiasi, biasanya setelah perawatan radiasi untuk kanker lain, dapat meningkatkan risiko sarkoma terkait radiasi pada seseorang.
  • Kelainan genetik – penyakit yang diturunkan secara genetik seperti sindrom Li-Fraumeni, neurofibromatosis tipe 1, dan poliposis adenomatosa familial, dapat meningkatkan risiko sarkoma pada seseorang.
  • Pembengkakan jangka panjang – limfedema, pembengkakan yang terus-menerus, atau sistem limfatik yang tersumbat atau sakit, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena subtipe sarkoma yang disebut limfangiosarkoma.
  1. Tanda dan gejala sarkoma bervariasi

Tanda dan gejala sarkoma biasanya bergantung pada subtipe dan tempat kejadiannya:

Sarkoma jaringan lunak

  • Benjolan dan benjolan yang tidak menimbulkan rasa sakit
  • Sakit perut yang terus-menerus
  • Tinja berwarna hitam
  • Darah pada tinja atau muntahan
  • Lesi kulit
  • Pembengkakan terus-menerus

Sarkoma tulang

  • Nyeri tulang yang terus-menerus, terutama pada malam hari
  • Pembengkakan tulang
  • Patah tulang akibat trauma minimal atau tanpa sebab yang jelas
  • Benjolan disertai nyeri dan bengkak pada stadium lanjut
  • Mobilitas terbatas
  • Sensasi mati rasa, kesemutan atau kelemahan (dalam kasus kanker tulang belakang)

“Sarkoma itu biasanya tumbuh dengan perlahan dan dia tidak menyebar, jadi hanya bertumbuh di satu tempat saja,” jelas Dr Richard Quek.

“Sehingga untuk mendeteksi dini apabila kita merasakan adanya benjolan di tubuh kita yang terus bertumbuh, jadi ukurannya terus bertambah, dan apalagi menyebabkan rasa tidak nyaman maka harus segera diperiksa jangan berasumsi bahwa itu hanya lipoma atau sel tumor lemak,” sambungnya.

 

  1. Sarkoma kompleks dan sulit diobati

Akibat sarkoma jarang terjadi dan heterogen, pengobatannya sangat sulit.

Umumnya, pengobatan akan mempertimbangkan subtipe sarkoma tertentu, karakteristik tumor (yaitu lokasi, tingkat dan ukuran), dan usia pasien serta kesehatan secara umum.

Menurutnya, setiap subtipe yang berbeda mempunyai karakteristik uniknya sendiri, respons pengobatan, dan hasil klinisnya. Karena itulah, rencana perawatan yang dipersonalisasi dan disesuaikan untuk setiap pasien individu dan penyakit dapat menawarkan hasil yang lebih baik secara keseluruhan untuk pasien.

“Sarkoma adalah penyakit yang tidak umum terjadi dan yang terpenting adalah mendapatkan diagnosis yang benar itu adalah kuncinya. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan molekuler untuk mengetahui karakteristik dan juga subtitle dari pasien, supaya kita bisa memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan sifat molekul tersebut,” jelas Dr Richard.

Dokter Anda mungkin menyarankan pilihan pengobatan khusus seperti:

  • Pembedahan – di mana tumor diangkat bersama dengan jaringan sehat di sekitarnya. Subtipe sarkoma tertentu seperti chondrosarcoma paling baik diobati dengan operasi saja
  • Terapi radiasi – di mana sinar atau partikel berenergi tinggi digunakan untuk membunuh sel kanker
  • Kemoterapi – prosedur yang mengganggu kemampuan sel kanker untuk tumbuh dan membelah. Sarkoma yang sensitif terhadap kemoterapi termasuk sarkoma Ewing dan rhabdomyosarcoma
  • Terapi target – di mana obat atau antibodi buatan menghambat pertumbuhan sel sarcoma

Kasus Alice Norin telah membuka jendela pemahaman yang lebih dalam tentang kanker sarkoma, terutama yang terjadi di rahim. Melalui kesadarannya, kita menjadi lebih berpengetahuan tentang tantangan yang dihadapi oleh penderita sarkoma dan pentingnya deteksi dini serta perawatan yang holistik.

 

 

(Saepul/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
PPP: PKS
Soal Pilgub Jakarta, PPP: PKS Jangan Gegabah Ngunci Paslon
Diskominfo Kota Bandung Siarkan Asia Africa Festival
Diskominfo Kota Bandung Bakal Siarkan Secara Langsung Live Streaming Asia Africa Festival 2024
Link Streaming selain yalla shoot
Streaming Selain Yalla Shoot, Spanyol Vs Jerman 8 Besar EURO 2024
Serangan siber
Data Nasional Rapuh, Seburuk apa Keamanan Siber Indonesia dengan ASEAN?
Haji Thariq
Respon Thariq Halilintar Soal Bullying 'Haji Thariq'
Berita Lainnya

1

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

2

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF

5

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0
Headline
ketua kpu RI Hasyim Asy'ari
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dipecat Akibat Tindakan Asusila
Lionel Messi Tak Perkuat Argentina di Olimpiade Paris
Lionel Messi Tak Perkuat Argentina di Olimpiade Paris 2024
saksi sidang Praperadilan Pegi Setiawan
5 Saksi Bicara dalam Sidang Praperadilan Pegi Setiawan
Jokowi Backup Semua Data Nasional
Instruksi Jokowi, Backup Semua Data Nasional!