Site icon Teropong Media

DLH Bandung Sigap Bersihkan 57,6 Ton Sampah Usai Perayaan Kemenangan Persib

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandungan, Dudy Prayudi berbicara soal masalah sampah di Kota Bandung. (Foto: Rizky Iman / Teropong Media).

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Kemenangan Persib Bandung sebagai juara Liga 1 musim 2024/2025 disambut dengan gegap gempita oleh ribuan Bobotoh yang membanjiri jalanan Kota Bandung. Euforia kemenangan mengubah kota menjadi lautan biru yang penuh sorak sorai dan konvoi.

Namun, di balik kegembiraan tersebut, muncul persoalan serius, tumpukan sampah sebanyak 57,6 ton yang berserakan di berbagai titik keramaian, mengotori wajah Kota Bandung.

Kondisi ini hampir menghilangkan keindahan kota, tetapi secara cepat dan tanpa banyak sorotan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung segera mengambil langkah sigap. Para petugas kebersihan langsung mulai bekerja sejak Minggu sore (25/5/2025), tak lama setelah puncak perayaan.

“Kami tidak menunggu massa berkurang. Pembersihan dimulai sore hari dan terus berjalan hingga malam, walaupun arus warga masih ramai. Secara total, proses berlangsung sekitar 12 jam hingga selesai pada Senin pagi,” jelas Kepala DLH Kota Bandung, Dudy Prayudi, Selasa (27/5/2025).

Dalam waktu kurang dari sehari, Kota Bandung berhasil dipulihkan kembali ke kondisi bersih dan rapi. DLH mencatat sebanyak 121 meter kubik sampah, setara 10 ritase truk, telah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Proses ini melibatkan sekitar 1.200 petugas yang tersebar di lima wilayah kerja.

Sebaran sampah terbesar berasal dari wilayah Cibeunying dengan volume 56,5 meter kubik. Angka tersebut termasuk 16,5 meter kubik sampah dari penyisiran di titik-titik strategis seperti Gedung Sate, Dago, dan Balai Kota. Wilayah Karees menyusul dengan 25 meter kubik, Bojonegara 24 meter kubik, Kordoba 8 meter kubik, Ubermanik 7,5 meter kubik, sementara Tegalega tercatat nihil.

Baca Juga:

DLH Kota Bandung Buka Layanan Angkut Sampah Besar Secara Gratis

Meski Tegalega tercatat nol, hal ini disebabkan karena secara administratif Taman Tegalega masuk dalam wilayah Karees. Angka nol tersebut merujuk pada area lain yang bukan bagian dari taman utama. Detail ini menunjukkan kompleksitas pencatatan yang sering luput dari perhatian.

Jenis sampah yang dikumpulkan juga memberikan gambaran pola konsumsi saat perayaan besar, berupa botol air mineral, bungkus makanan cepat saji, sisa makanan, serpihan kertas, bendera kayu, dan botol kaca. Sebuah potret ironi dari pesta kemenangan yang kurang memperhatikan aspek lingkungan.

“Dalam momen luar biasa ini, kita harus sadar bahwa setiap perayaan besar membawa dampak lingkungan. Euforia harus diimbangi dengan kesadaran dan tanggung jawab bersama,” tegas Dudy.

Ia juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif menjaga kebersihan kota, terutama saat merayakan pencapaian besar seperti ini.

Di tengah keramaian yang meninggalkan jejak, para petugas kebersihan menjadi pahlawan tanpa sorotan. Meski tak muncul di headline berita, peran mereka sangat krusial dalam mengembalikan wajah kota menjadi bersih dan nyaman.

“Tanpa mereka, Bandung tidak akan sebersih ini dalam waktu singkat. Ini adalah bentuk patriotisme dalam diam,” pungkas Dudy.

(Kyy/Budis)

Exit mobile version