JAKARTA,TEROPONGMEDIA.ID — Direktur Diklat LPMN Jakarta, Manimbang Kahariady, mengungkapkan pentingnya peningkatan kompetensi untuk mewujudkan pelayanan prima di perguruan tinggi.
Hal ini disampaikannya dalam acara Capacity Building bagi staf dan karyawan STKIP Taman Siswa Bima, Sabtu (25/1) yang juga dihadiri pimpinan STKIP Taman Siswa Bima, Dr. Ibnu Khaldun sebagai narasumber.
Manimbang yang juga Sekjen HKTI menegaskan bahwa institusi pendidikan tinggi harus bertransformasi menjadi pusat layanan unggul yang berorientasi pada kepuasan mahasiswa dan stakeholder lainnya.
“Pelayanan prima bukan sekadar memberikan apa yang diinginkan pelanggan, tetapi memahami kebutuhan mereka secara mendalam dan menciptakan nilai bersama,” ujar Manimbang, yang juga anggota Dewan Pakar Majelis Nasional KAHMI,” Sabtu (25/1/2025).
Service Dominant Logic: Paradigma Baru Pelayanan
Dalam pemaparannya, Manimbang memperkenalkan konsep Service Dominant Logic (SDL), sebuah pendekatan yang menggantikan logika dominan barang dengan fokus pada layanan. SDL, yang dikembangkan oleh Steve L. Vargo dan Robert Lusch, menekankan bahwa interaksi layanan adalah inti dari penciptaan nilai.
“Perguruan tinggi harus mengadopsi pendekatan ini, di mana mahasiswa, dosen, dan mitra kerja dianggap sebagai mitra dalam menciptakan nilai. Ini bukan lagi era di mana institusi hanya memberi, tetapi era kolaborasi untuk mencapai kepuasan bersama,” jelasnya.
Manimbang juga memaparkan prinsip SERVICE—Self-esteem, Respect, Empathy, Value, Integrity, Communication, dan Expertise yang menjadi landasan pelayanan prima.
Mantan Sekjen MN KAHMI ini menegaskan bahwa perguruan tinggi yang mampu mengimplementasikan prinsip ini akan meningkatkan reputasi, membangun kepercayaan, dan mempererat hubungan dengan para pemangku kepentingan.
Pentingnya Kompetensi SDM
Manimbang menyoroti bahwa sumber daya manusia yang kompeten adalah kunci keberhasilan pelayanan prima. Ia mencontohkan perguruan tinggi di luar negeri yang telah melatih staf mereka untuk lebih humanis dan responsif dalam menangani keluhan.
“Institusi pendidikan tinggi di Indonesia perlu bertransformasi dari pendekatan konvensional ke pendekatan modern yang lebih adaptif dan proaktif. Profesionalisme, kompetensi, dan performa harus menjadi prioritas,” jelasnya.
Masa Depan Perguruan Tinggi di Era Globalisasi
Di akhir sesi, Manimbang mengingatkan bahwa pelayanan prima adalah kebutuhan mutlak bagi perguruan tinggi yang ingin bersaing di tingkat global.
“Dengan menerapkan SDL dan meningkatkan kompetensi SDM, perguruan tinggi tidak hanya akan mencetak lulusan berkualitas, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi masyarakat dan dunia usaha,” pungkasnya.
BACA JUGA: Universitas Padjajaran Raih Top 5 Kolabolator BRIN dengan 466 Karya Ilmiah
Acara ini mendapat respons positif dari para peserta yang merasa termotivasi untuk membawa perubahan di institusi mereka. Manimbang Kahariady telah memberikan inspirasi baru bagi perguruan tinggi untuk terus maju melalui pelayanan prima yang unggul.
(Agus Irawan/Usk)