BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Digital Forensic Indonesia resmi meluncurkan Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4), sebuah platform yang dirancang khusus untuk menghadapi maraknya penipuan siber di Indonesia. IC4 dapat diakses melalui website resminya maupun aplikasi di perangkat Android dan iOS.
Platform ini menawarkan berbagai fitur canggih, salah satunya pengecekan pesan penipuan. Pengguna cukup memasukkan pesan mencurigakan untuk mengetahui apakah pesan tersebut terindikasi sebagai penipuan atau sudah tercatat dalam database IC4.
“Contohnya, jika kita menerima pesan WhatsApp dari nomor tidak dikenal, kita bisa cek langsung apakah pesan itu mengandung unsur penipuan atau tidak,” jelas Ruby Alamsyah, CEO dan Founder IC4, dalam acara peluncuran di Jakarta, dikutip Minggu (2/3/2025).
Selain itu, IC4 juga menyediakan fitur analisis file APK, yang berguna untuk mendeteksi potensi malware dalam aplikasi yang diunduh. Ada juga database fintech pinjaman online (pinjol), yang memungkinkan pengguna memastikan legalitas layanan keuangan digital sebelum menggunakannya.
Salah satu fitur unggulan IC4 adalah Lapor Kasus, yang memudahkan masyarakat melaporkan penipuan digital tanpa harus berurusan langsung dengan aparat penegak hukum. Laporan yang terkumpul akan menjadi bagian dari sistem crowdsourcing, membantu pengguna lain mengenali pola kejahatan siber yang sedang marak.
BACA JUGA:
BSSN Minta Literasi Keamanan Siber Masuk Kurikulum Pendidikan
Menkopolhukam: BSSN Lembaga Krusial dan Strategis Butuh Kolaborasi
Selain fitur-fitur tersebut, IC4 juga memiliki layanan Cek Email, Cek Link Phishing, Cek File/APK, Cek Rekening, Cek No Telepon, dan Artikel Pakar. Salah satu fitur yang cukup menarik perhatian adalah Cek Rekening, di mana pengguna bisa mengetahui apakah suatu nomor rekening pernah digunakan dalam kasus penipuan.
Peluncuran IC4 mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN). Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, menekankan pentingnya platform ini dalam meningkatkan keamanan digital di Indonesia.
“Inovasi seperti IC4 sangat diperlukan untuk menjaga ruang digital kita tetap aman, terutama dalam melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan siber,” ujar Nezar.
Senada dengan itu, Deputi III Bidang Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Sulistyo, menilai IC4 sebagai contoh nyata gotong royong digital, di mana sinergi antara pemerintah dan sektor swasta bisa memperkuat ketahanan siber nasional.
“Kegotongroyongan tidak hanya ada di dunia nyata, tetapi juga di dunia digital. IC4 adalah bukti bahwa kolaborasi bisa menjadi kunci dalam menghadapi kejahatan siber,” kata Sulistyo.
Dengan hadirnya IC4, masyarakat kini memiliki alat yang lebih canggih untuk melindungi diri dari penipuan online, sekaligus berkontribusi dalam upaya bersama melawan kejahatan siber di Indonesia.
(Budis)