Site icon Teropong Media

Dialog Nabi Muhammd Saw dengan Malaikat Jibril Saat Nuzulul Quran

malam lailatul qadar kapan

(Eki/TM)

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Setiap tanggal 17 Ramadhan, umat Islam akan diingatkan dengan peristiwa terpenting terkait awal mula turunnya kitab suci Al Qur’an atau biasa disebut Nuzulul Quran.

Setiap muslim harus mengetahui sejarah Nuzulul Quran tersebut, sebagaimana akan diulas dalam artikel ini berdasarkan rujukan dari artikel Kepala Kanwil Kemenag Sulut, H. Sarbin Sehe.

Nuzulul Quran adalah momen ketika Al-Quran pertama kali diturunkan, antara dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah, ataupun dari Baitul Izzah ke dunia.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 185, yang artinya: “Ramadhan yang padanya diturunkan Al-Qur’an, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan yang menjelaskan petunjuk serta menjelaskan perbedaan antara yang benar dan yang salah” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ayat ini menjelaskan bahwa kehadiran Al-Qur’an pertama kali pada bulan suci Ramadhan, sehingga peristiwa turunnya Al-Qur’an erat hubungannya dengan bulan suci Ramadhan.

Nuzulul Quran adalah peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Qur’an) kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril as secara berangsur-angsur sewaktu Nabi Muhammad Saw berusia 40 tahun ketika sedang berkhalwat di Gua Hira, mengasingkan diri dan berdoa.

Sesuai peta kota Makkah, Gua Hira terletak di gunung Jabal Nur, sekitar 6 km sebelah utara kota Makkah. Ukuran Gua Hira tidak luas dan tidak lebar, kurang lebih panjang 2 m, lebar 1,3 m, serta tinggi 1,5 m saja.

BACA JUGA: Peristiwa Penting Saat Ramadan, Tidak Hanya Nuzulul Quran

Di Gua Hira inilah Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama Surah Al-Alaq ayat 1-5.

Meski masih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait hari pertama turunnya Al-Qur’an, secara umum 17 Ramadhan diperingati sebagai hari Nuzulul Qur’an di Indonesia.

Menurut Muhammad Husain Haikal, suatu malam di saat Nabi Muhammad Saw sedang tertidur di dalam Gua Hira, datang Malaikat Jibril membawa selembar wahyu seraya berkata kepadanya:

Iqra (bacalah)”.

Dengan terkejut Muhammad menjawab,

Saya tidak dapat membaca

Jibril lantas mendekap hingga Nabi sesak, kemudian melepaskan Muhammad sembari berkata lagi,

Bacalah”.

Mendengar ini, Nabi Muhammad menjawab,
Apa yang akan saya baca?”

Jibril kemudian mendekap dan berkata,
Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya…” (Q.S. Al-Alaq:1-5).

Peristiwa Nuzulul Quran merupakan tanda diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT. Di samping itu, kitab suci Al-Qur’an menjadi mukjizat terbesar bagi Rasulullah Saw.

Sejarah Nuzulul Qur’an diperingati pada malam 17 Ramadhan, merujuk pada penjelasan surah Al-Anfal ayat 41: “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) pada hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan.” (QS. Al Anfal [8]:41).

Ayat ini menjelaskan peristiwa Nuzulul Qur’an terjadi pada Hari Furqan yaitu hari kemenangan umat Islam atas Perang Badar.

Perang ini terjadi pada Jumat, 17 Ramadhan 2 H. Namun ada juga tidak sependapat, sehingga peristiwa Nuzulul Qur’an jatuh pada tanggal 18 atau 19 Ramadhan.

Semua ulama sepakat Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira pada bulan suci Ramadhan.

Proses turunnya Al Qur’an dengan cara berangsur-angsur, berbasis jawaban atas kebutuhan hukum, memudahkan dalam menghafal serta memahami isi kandungan Al Qur’an.

Al Qur’an turun kepada Rasulullah secara perlahan atau berangsur adalah sebagai pelajaran bagi umat Islam agar selalu sabar dan berhati-hati dalam menghadapi berbagai peristiwa dan cobaan di kala itu.

Fase saat ini adalah memperingati peristiwa Nuzulul Qur’an dan mengambil hikmah atas turunnya Al-Quran. Dengan peringatan Nuzul Qur’an, umat Islam diharapkan menjadi semakin mencintai Al-Quran, rajin membaca dan mendalami maknanya, serta menghayati dan mengamalkannya.

Proses turunnya Al-Qur’an ke bumi secara bertahap atau berangsur, berbeda dengan kitab-kitab samawi lainnya.

Hal ini menunjukkan keagungan dan kemukjizatan Al-Quran seperti firman Allah SWT yang artinya
Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (Q.S. Al Isra: 17/106).

Berikut hikmah, kemulian dan keistimewaan Nuzulul Quran:

 

(Aak)

Exit mobile version