BANDUNG,TM.ID: Anak ke tiga dari almarhum Letjen (Purn) Solihin GP atau yang akrab disapa mang Ihin mengungkapkan tidak ada penyakit kronis ketika ayahnya menghembuskan nafas terakhir. Dia mengaku dulu sempat terkena stroke sebanyak enam kali.
“Usia beliau 97 tahun, terakhir sempat lumpuh tapi dengan upaya pengobatan akhirnya bisa jalan, hanya karena udia akhirnya duduk di kursi roda,” kata Satria Kamal anak ketiga dari almarhum Solihin GP, Senin (5/2/2024).
Tak hanya itu, ia menjelaskan sempat tiga kali masuk ke Rumah Sakit Advent. Disebabkan ada dehidrasi ditangani selama dua hari sempat kembali sehat. Namun tak selang lama kembali lagi ke Rumah Sakit Advent. Sebab kurang asupan.
BACA JUGA: Pj Wali Kota Bandung Berduka atas Meninggalnya Solihin GP
“Masuk lagi karena kurang asupan karena sudah usia makan males akhirnya drop stamina, di bawa ke RS itu hanya dua malam, terakhir hampir 12 hari lalu diawali ada paru-paru gangguan, ditangani dokter ahli paru-paru diberi antibiotik sembuh paru-parunya tapi lari ke jantung ada pembengkakan sehingga muncul ada cairan-cairan yang bikin kedua tangan dan jari-jari kaki membengkak,” ucapnya.
Satria mengaku, penyakit jantung tersebut sempat ditangani oleh ahli jantung, kemudian secara medis dinyatakan membaik. Namun, karena usia lanjut ada obat-obatan yang berpengaruh terhadap ginjal.
“Nah ini yang terakhir coba ditangani tentu pleh dokter ahli di advent, sempat dua kalo dilakukan cuci darah tapi reaksi didapat tak seperti yang diharapkan secara medis, segala upaya telah dilaksanakan akhirnya allah memutuskan subuh 2.45 WIB wafat,” ujarnya.
Saat disinggung soal pesan dari almarhum, ia mengaku tidak ada pesan. Sebab menjelang wafat almarhum tidak dapat berkomunikasi.
“Kadang kami bicara ada reaksi masih mendengar, dibacakan doa ada keluar air mata tapi tidak bisa disampaikan apa yang ada dipikiran atau yang ingin disampaikan,” imbuhnya.
BACA JUGA: Jawa Barat Berduka, Solihin GP Meninggal Dunia
Ia mengaku, almarhum adalah sosok petempur yang keras dan tegas. Namun, saat hubungannya dengan keluarga almarhum bersifat lemah lembut.
“Petempur, keras tegas tapi saat hubungan pribadi keluar kelembutannya, jelas bukan hanya ditinggalin tapi ada dua anaknya lahir bapaknya gak ada, cuti pulang istri hamil tugas lagi, itu kebetulan nomor 2 dan saya, jadi hanya saksi saja,” kata dia.
Laporan Wartawan Kota Bandung: Rizky Iman/Masnur