BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah video yang menampilkan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, tengah mencampurkan cairan berwarna hijau dan biru viral di media sosial, khususnya TikTok dan Instagram.
Video tersebut diinformasikan sebagai rekaman yang menunjukkan praktik pencampuran Pertalite dengan Pertamax, sehingga memunculkan tudingan bahwa telah terjadi pengoplosan bahan bakar minyak (BBM).
Video yang beredar menampilkan narasi sebagai berikut.
“Oplos Pertalite Jadi Pertamax! Modus Korupsi Dirut Pertamina Patra Niaga!”
Lantas, benarkah video tersebut menunjukkan praktik pencampuran BBM yang dilakukan oleh Riva Siahaan? Berikut hasil penelusurannya.
Cek Fakta: Video Reka Ulang dengan Teknologi AI
Berdasarkan hasil verifikasi, video tersebut memiliki watermark PixVerse AI. Sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dapat menghasilkan video dari teks, gambar, atau foto.
Dengan fitur-fitur seperti foto-ke-video, teks-ke-video, dan ekstensi video, aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat animasi dinamis yang menyerupai rekaman asli.
Hal ini menandakan bahwa video viral tersebut bukanlah rekaman nyata, melainkan hasil editan yang dibuat dengan teknologi AI.
Dengan demikian, klaim yang menyebutkan bahwa Riva Siahaan secara langsung mencampurkan Pertalite dengan Pertamax tidak memiliki dasar yang valid.
BACA JUGA:
CEK FAKTA: di Balik Video Penangkapan Dalang Pembakaran Foto Prabowo-Gibran
Sumber Foto Berasal dari Kejagung
Selain tanda-tanda manipulasi digital, foto awal dalam video tersebut serupa dengan gambar yang dipublikasikan oleh ANTARA dalam berita berjudul “Kejagung Sebut Praktik ‘Blending’ BBM Terjadi pada 2018–2023”.
Dalam foto tersebut, terlihat Riva Siahaan yang tengah berjalan menuju mobil tahanan setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018–2023.
Fakta ini semakin memperjelas bahwa video yang beredar merupakan hasil editan dan tidak berkaitan dengan praktik pengoplosan BBM yang disebutkan dalam narasi unggahan tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran, video yang mengklaim bahwa Dirut Pertamina Patra Niaga mencampurkan Pertalite dengan Pertamax tidak benar.
Video tersebut dibuat menggunakan aplikasi AI PixVerse, bukan rekaman asli dari kejadian sebenarnya. Selain itu, gambar dalam unggahan tersebut berasal dari sumber berita terpercaya yang melaporkan proses hukum terkait dugaan korupsi, bukan tindakan pencampuran BBM.
Masyarakat diimbau untuk lebih kritis dalam menerima informasi yang beredar di media sosial. Pastikan untuk selalu mengecek sumber berita yang kredibel sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi lebih lanjut.
Hoaks dan misinformasi dapat merugikan berbagai pihak serta menciptakan keresahan di tengah masyarakat.
Sebagai pengguna media sosial yang bijak, mari bersama-sama memerangi berita palsu dengan mengandalkan sumber informasi yang akurat dan terpercaya.
(Hafidah Rismayanti/Aak)