Carbon Trading Jadi Strategi APKASI untuk Naikkan PAD

Penulis: Aak

Carbon Trading
Bupati Bandung, Dadang Supriatna jadi moderator dalam diskusi yang digelar APKASI di Jakarta, Kamis (11/1/2024). (Foto: Diskominfo Kab Bandung)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA,TM.ID: Carbon Trading atau bursa karbon dan pendidikan menjadi fokus pembahasan dalam diskusi yang digelar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).

Diskusi tersebut berlangsung di Hotel Grand Sahid, Jakarta pada Kamis (11/01/2024).

Diskusi fokus pada pembahasan bidang pendidikan dan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), di antaranya dengan mengoptimalkan bursa karbon (carbon trading).

Bupati Bandung, Dadang Supriatna sebagai Wakil Ketua APKASI berpartisipasi sebagai moderator dalam diskusi tersebut.

Bidang Pendidikan

Sementara itu, Direktur Eksekutif APKASI, Sarman Simanjorang mengatakan, terkait pendidikan APKASI telah menjalin kerja sama dengan 21 Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Kerjasama tersebut di antaranya dalam pemberian hampir 10.000 kuota beasiswa untuk anak-anak daerah.

“Kuota tersebut terdiri dari 7.500 beasiswa untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 2.500 beasiswa untuk mahasiswa baru,” ungkap Sarman dalam keterangannya.

Sarman juga mengungkapkan, APKASI telah membentuk tim yang akan segera berkunjung ke berbagai daerah untuk memastikan pemanfaatan kuota beasiswa tersebut.

APKASI ingin putra-putri daerah terbaik dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

BACA JUGA: Apa itu Bursa Karbon, yang Baru Jokowi Luncurkan?

Carbon Trading

Pada pertemuan ini, Sarman juga memberikan penjelasan mengenai upaya peningkatan PAD melalui carbon trading.

Melalui carbon trading, jelas dia, perusahaan-perusahaan luar negeri yang tidak memiliki hutan di negaranya mau ‘membeli udara’ kepada daerah yang memiliki hutan.

“Dengan membayar daerah yang memiliki lahan hijau agar terjaga kelestariannya,” jelas Sarman.

Sarman melanjutkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut adalah yang selalu memproduksi polusi. Melalui regulasi yang telah dibuat, mereka berani membayar daerah yang memiliki lahan hijau agar ketersediaan oksigen selalu terjaga.

“Yang pada gilirannya akan menyuplai udara bersih dan oksigen bagi negara-negara di sekitarnya,” ujar Sarman.

Dalam rangka mewujudkan konsep ini, Sarman menyoroti pentingnya membuka kerja sama dan peluang investasi antara investor dan pemerintah daerah.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Jennifer Jill
Anaknya Usir Ajun Perwira! Jennifer Jill Bongkar Sikap Protektif Sang Putra yang Bikin Kaget!
Bahlil Prabowo
Tidak Tuntaskan Acara AMPI Golkar, Bahlil Dipanggil Prabowo ke Hambalang
korupsi kuota haji
Kemenag Soal Dugaan Korupsi Kuota Haji: 2025 Insyaallah Aman
pendaki malaysia terjatuh di rinjani
Usai Evakuasi Juliana, Pendaki Malaysia Terjatuh di Gunung Rinjani
paul farrell
Nyaris Senasib dengan Juliana, Pendaki Irlandia Ini Selamat dari Jurang Rinjani
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Remu Suzumori Masuk Daftar 7 Aktris Paling Sukses di Jepang

3

CEK FAKTA: Pangeran Arab Terbangun Setelah 20 Tahun Koma

4

Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran

5

Nabati Berikan Komitmen untuk Warga Desa Ciparay Majalengka
Headline
Marc Marquez Tak Pasang Target Tinggi Bersama Ducati di MotoGP 2025
Kembali dari Gravel, Marquez Puncaki FP1 MotoGP Belanda di Tengah Ancaman Cedera
Sebuah Mobil Terperosok di Jalan Gentong Arah Tasikmalaya
Sebuah Mobil Terperosok di Jalan Gentong Arah Tasikmalaya
Hujan Deras Akibatkan Debit Air Cimanuk Garut Naik
Hujan Deras Akibatkan Debit Air Cimanuk Garut Naik
longsor cilawu garut
Hati-hati! Ada Longsor di Cilawu Garut Pagi Ini

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.