SYDNEY, TEROPONGMEDIA.ID — Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) mekar untuk yang pertama kalinya di Royal Botanic Garden Sydney, Australia, setelah 15 tahun menunggu.
Bunga bangkai yang banyak ditemukan di Indonesia dengan sebutan lain, Raflesia Arnoldi, tersebut diberi nama Putricia oleh pengelola Royal Botanic Garden Sydney.
Pada Kamis (23/1/2025) sore, bunga bangkai mulai mekar dan memancing penasaran ribuan warga Australia. Mereka rela antre berjam-jam untuk menyaksikan mekarnya Putricia.
“Bunga bangkai hanya mekar sekali setiap beberapa tahun selama 24 jam saja,” tulis akun Instagram @indopsikologi, dikutip Minggu (26/1).
Saat mekar, bunga bangkai akan memperlihatkan kelopak merah marun atau merah tua yang mengelilingi bagian tengahnya yang disebut sebagai spadix.
Beberapa pengunjung mengatakan jika bau bunga bangkai Putricia seperti bau telur busuk, kotoran, dan bau kaos kaki.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Fakta Info Psikologi 🌐 (@indo_psikologi)
Apa Itu Bunga Bangkai?
Mengutip laman United State Botanic Garden (Kebun Raya Amerika Serikat), bunga bangkai adalah bunga majemuk tak bercabang terbesar di kerajaan tumbuhan.
Bunga ini akan mengeluarkan bau yang kuat, dan mekar hanya selama 2-3 hari setiap dua hingga tiga tahun.
Bunga berukuran raksasa ini bahkan dapat tumbuh hingga setinggi 9 kaki! Tumbuhan ini pastinya akan memukau setiap orang dari segala usia.
BACA JUGA: Unik, Bunga Bangkai Jadi Primadona di Negara Tetangga
Konservasi Bunga Bangkai dan Aroid
Bunga bangkai terdaftar sebagai spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), dengan perkiraan jumlah individu yang tersisa di alam liar kurang dari 1.000.
IUCN memperkirakan populasinya telah menurun lebih dari 50% selama 150 tahun terakhir. Alasan utama penurunan ini adalah penebangan dan alih fungsi habitat hutan asli tanaman tersebut menjadi perkebunan kelapa sawit.
Kebun Raya AS berpartisipasi dalam upaya konservasi yang terkait dengan Amorphophallus titanum dan tanaman aroid.
Keragaman di antara kumpulan gen penting untuk keberhasilan konservasi tanaman langka yang disimpan dalam koleksi konservasi ex situ seperti di kebun raya.
Kebun Raya AS membantu mendanai konferensi yang bermitra dengan Botanic Garden Conservation International tentang konservasi aroid pada tahun 2018 yang dihadiri oleh para profesional kebun raya dari seluruh dunia.
Sebagai hasil dari ini, banyak kebun raya berpartisipasi dalam proyek konservasi A. titanum nasional yang dipimpin oleh Chicago Botanic Garden.
Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengidentifikasi dan membuat basis data susunan genetik tanaman A. titanum yang saat ini ada dalam koleksi kebun raya.
Informasi ini akan digunakan untuk memastikan perluasan kumpulan gen dengan menciptakan keragaman di antara keturunan baru melalui penyerbukan silang berbagai tanaman induk.
USBG telah mengumpulkan dan mengirimkan materi tanaman dari koleksi A. titanum kami untuk ditambahkan ke dalam basis data.
“Kami berharap dapat memperoleh serbuk sari berdasarkan proyek ini untuk menciptakan keturunan yang beragam,” kata pihak Kebun Raya AS.
Kebun raya juga berencana untuk mengumpulkan serbuk sari untuk disimpan guna digunakan di masa mendatang oleh kebun raya lain dalam proyek ini.
(Aak)