Site icon Teropong Media

Bukan Hipotermia, Ini Sebab Kematian Turis Brasil yang Jatuh di Rinjani

turis brasil jatuh ke rinjani-1

(instagram)

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara mengungkap hasil autopsi jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang jatuh di lereng Gunung Rinjani, Jumat (27/6/2025).

dr. Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F selaku dokter forensik RSUD Bali Mandara yang menangani jenazah korban mengatakan usai jenazah tiba, langsung dilakukan pemeriksaan luar dan autopsi pada Kamis 26 Juni 2025 pada pukul 22.00 Wita.

Hasilnya memang ditemukan luka-luka pada seluruh tubuh korban. Terutama luka lecet geser yang menandakan bahwa korban memang tergeser dengan benda-benda tumpul.

“Kemudian kita juga menemukan adanya patah-patah tulang. Terutama di daerah dada, bagian belakang, juga tulang punggung dan paha,” kata, dr. Alit.

Kemudian dari patah-patah tulang inilah terjadi kerusakan pada organ-organ dalam serta pendarahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebab kematian itu adalah karena kekerasan tumpul, yang menyebabkan kerusakan organ-organ dalam dan pedarahan.

“Kami tidak menemukan bukti-bukti atau tanda-tanda bahwa korban itu meninggal dalam jangka waktu yang lama dari luka-luka,” imbuhnya.

Diprediksi setelah luka-luka Juliana meninggal paling lama 20 menit. Pendarahan paling parah dan banyak terjadi di dada dan perut. Tidak ada organ seplin yang mengkerut atau menunjukkan bahwa perdarahan lambat.

Baca Juga:

Empat Hari Penuh Perjuangan, Jenazah Pendaki Brasil Akhirnya Dievakuasi dari Gunung Rinjani

Ungkap Penyebab Kematian, Jenazah Pendaki Brasil Juliana Marins Akan Diautopsi di Bali

Sehingga dapat disampaikan bahwa kematian yang terjadi pada korban itu dalam jangka waktu yang sangat singkat dari luka terjadi.

“Jadi karena dimasukkan dalam freezer kalau yang kita temukan di sini kematiannya terjadi antara 12 sampai 24 jam, itu berdasarkan dari tanda-tanda lebam mayat dan juga kaku mayatnya,” ujar dia.

Kebanyakan pada tubuh Juliana ditemukan luka lecet geser yang artinya tubuhnya tergeser dengan benda-benda tumpul tersebut. Sementara dugaan meninggal karena hipotermia, dr. Alit sebut tak dapat memeriksa dugaan hipotermia.

Sebab jenazah sudah dalam kondisi lama sehingga tak dapat memeriksa cairan pada bola mata jenazah. Namun jika dilihat dari luka-luka yang ada dan pendarahan yang banyak, dugaan hipotermia bisa disingkirkan.

(Anisa Kholifatul Jannah)

Exit mobile version