BPS: 2024, Produksi Padi di Jabar Tetap Alami Penurunan

Penulis: Budi

panen raya
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin pantau pengembangan padi Salibu di Kabupaten Bandung. (Foto: Humas Jabar)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) memperkirakan, tahun 2024 produksi padi di Jabar akan tetap mengalami penurunan. Hal tersebut dilihat dari Subround Januari−April 2024  yang diperkirakan terjadi penurunan 33,73%, dari 3.449 ribu ton gabah kering giling (GKG) menjadi 2.285 ribu ton GKG.

“Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2024, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi GKG tertinggi pada Januari hingga April 2024 adalah Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Subang,” ungkap Kepala BPS Jabar Marsudijono, melansir laman resmi BPS Jabar, Jumat (1/3/2024).

Menurut ia, untuk produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 5,28 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 169,60 ribu ton atau menurun 3,11% dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 5,45 juta ton.

Marsudijono mengatakan, luas panen padi di Jawa Barat pada 2023 mengalami penurunan 4,74% atau 79.000 hektare dibandingkan dengan luas panen padi di 2022 yang mencapai 1,66 juta hektare.

BACA JUGA: Padi dengan Teknologi Salibu Setahun Bisa 5 Kali Panen, Kok bisa?

Dengan begitu,  penurunan luas panen padi tersebut berdampak pada penurunan produksi padi pada 2023 sebesar 3,11% atau dari 9,43 juta ton GKG menurun 293,68 ribu ton menjadi 9,14 juta ton.

“Jika perkembangan produksi padi selama tahun 2023 dilihat menurut Subround, terjadi penurunan produksi padi pada Subround Januari−April 2023 dan September−Desember 2023, yaitu masing-masing sebesar 0,28 juta ton GKG -7,51% dan 0,13 juta ton GKG -5,22% dibandingkan periode yang sama pada 2022,” katanya.

Penurunan produksi padi tersebut, lanjut Marsudijono, disebabkan karena penurunan luas panen padi yang cukup besar pada Subround Januari−April 2023 dan September−Desember 2023, masing-masing sebesar 42.000 hektare (-6,52%) dan 36.000 hektare (-8,35%) dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Marsudijono juga menjelaskan, penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah lumbung padi di Jawa Barat, seperti Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Bekasi. Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan produksi padi yang cukup besar, misalnya Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
CHATBOT AI
Respons Ancaman Deepfake, Komdigi Bikin Chatbot AI
Pembalap-muda-Mclaren-Lando-Norris-Dok
Lando Norris Pimpin Dominasi McLaren di Latihan GP Austria
mar-26-2025-miami-fl-usa-alexandra-eala-phl-hits
Alexandra Eala Ukir Sejarah untuk Filipina di Eastbourne Open
Fikri-Daniel-di-Kejuaraan-Badminton-Beregu-Campuran-Asia-2025-1
Daniel Marthin Menepi, PBSI Rombak Strategi Ganda Putra Jelang Tur Asia
one way puncak bogor-1
Antrean Mobil 3 Kilometer, One Way di Kawasan Puncak Berlaku Siang Ini
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Remu Suzumori Masuk Daftar 7 Aktris Paling Sukses di Jepang

3

CEK FAKTA: Pangeran Arab Terbangun Setelah 20 Tahun Koma

4

Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran

5

Nabati Berikan Komitmen untuk Warga Desa Ciparay Majalengka
Headline
Marc Marquez Tak Pasang Target Tinggi Bersama Ducati di MotoGP 2025
Kembali dari Gravel, Marquez Puncaki FP1 MotoGP Belanda di Tengah Ancaman Cedera
Sebuah Mobil Terperosok di Jalan Gentong Arah Tasikmalaya
Sebuah Mobil Terperosok di Jalan Gentong Arah Tasikmalaya
Hujan Deras Akibatkan Debit Air Cimanuk Garut Naik
Hujan Deras Akibatkan Debit Air Cimanuk Garut Naik
longsor cilawu garut
Hati-hati! Ada Longsor di Cilawu Garut Pagi Ini

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.