BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung mulai menerapkan pendekatan baru dalam komunikasi kebencanaan. Alih-alih menakut-nakuti, informasi bencana kini diolah menjadi alat edukasi yang membekali masyarakat agar lebih siap dan sigap dalam menghadapi potensi bencana.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, menegaskan pendekatan lama yang bersifat menakutkan harus ditinggalkan. Menurutnya, masyarakat perlu mendapat pemahaman menyeluruh tentang risiko dan langkah penanganan bencana, bukan sekadar peringatan singkat yang memicu kepanikan.
“Selama ini informasi bencana dianggap menakutkan. Padahal, yang lebih penting adalah membuat masyarakat paham dan tahu apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi,” kata Didi Ruswandi, Rabu (2/7/2025).
Baca Juga:
Selangkah Lagi! BPBD Kota Bandung Siap Diresmikan
Masuk Pancaroba, BPBD Kabupaten Bandung Imbau Masyarakat Waspada
Sebagai langkah awal, BPBD akan menggelar simulasi penanganan bencana di kawasan rawan bencana di Kecamatan Coblong, yakni Kelurahan Dago dan Hegarmanah. Program tersebut akan dilanjutkan pada Agustus di Kelurahan Ciumbuleuit dan sejumlah kawasan padat penduduk lainnya yang berada di lereng rawan longsor.
“Simulasi akan digilir ke berbagai wilayah rawan, dimulai dari kawasan padat dan berisiko tinggi. Sambil menunggu hasil kajian risiko bencana dari lembaga Emril, kami susun rencana bertahap,” ucapnya.
Tak hanya simulasi, BPBD juga akan mengembangkan Kawasan Tangguh Bencana berbasis komunitas. Dalam skema ini, warga diajak menentukan sendiri jalur evakuasi, titik kumpul, hingga sistem peringatan dini yang paling sesuai dengan kondisi lokal mereka.
“Bisa pakai masjid, kentongan, atau media lain yang disepakati. Prinsipnya, warga terlibat penuh dan punya peran aktif,” ujarnya. (Kyy/_Usk)