BMKG: Antisipasi Karhutla Adakan Modifikasi Cuaca di 5 Provinsi

Penulis: Vini

BMKG modifikasi cuaca
Ilustrasi. (Freepik)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca secara bersamaan di lima provinsi untuk mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“OMC ini dilakukan dalam rangka bentuk antisipasi bencana kekeringan dan Karhutla,” kata Dwikorita di Jakarta, mengutip BMKG, Kamis (20/6/2024).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca akan dilaksanakan mulai dari 14 Juni hingga 15 Juli 2024. Awalnya, operasi ini akan dimulai di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Adapun jadwal pelaksanaan operasi Riau (dilaksanakan pada 14 Juni-3 Juli 2024), dan Jambi (20 Juni-1 Juli 2024). Selanjutnya untuk Sumatera Selatan (3 Juli-12 Juli 2024), Kalimantan Barat (25 Juni-5 Juli 2024), dan Kalimantan Tengah (5 Juli-15 Juli 2024).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa fokus utama dari operasi modifikasi cuaca adalah mengatur kelembaban pada lahan gambut dan lahan mineral. Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan atau mitigasi terhadap potensi kebakaran yang meningkat menjelang musim kemarau.

Berdasarkan analisis dari tim meteorologi BMKG sebelumnya, diprediksi bahwa musim kemarau akan mempengaruhi sebagian besar wilayah Indonesia selama periode Juni hingga September 2024.

“Termasuk provinsi yang menjadi target rawan terjadi karhutla. Jangan sampai lahan gambut di sana kering dan terbakar oleh karenanya OMC bertujuan untuk mengurangi risiko dampak yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat itu,” ujarnya.

Secara teknis, Pelaksana tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan sampai saat ini, operasi modifikasi cuaca di Riau telah melakukan lima misi penyemaian.
Dalam operasi ini, pesawat telah terbang selama total 11 jam 35 menit dan menggunakan empat ton bahan semai berupa zat NaCl atau garam.

Menurutnya, operasi modifikasi cuaca ini sangat penting agar lahan gambut yang mulai kering bisa dibasahi sebelum wilayah-wilayah tersebut memasuki puncak musim kemarau yang akan lebih kering.

Berdasarkan sistem pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ia mengatakan dalam dua hari terakhir secara kumulatif telah terdeteksi 2-3 titik panas per hari.

BACA JUGA: BMKG: Sesar Cugenang Terus Timbulkan Getaran Gempa di Cianjur

Oleh karena itu, operasi ini diharapkan dapat menekan potensi peningkatan jumlah titik panas dan luasnya area gambut yang terbakar, sehingga tidak berdampak negatif pada masyarakat dan lingkungan.

(Virdiya/Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
turis brasil jatuh ke rinjani
Jenazah WNI Brasil yang Jatuh di Rinjani Rampung Diotopsi
FC Mobile
Wakil Indonesia Tampilkan Performa Mengesankan di FC Mobile Festival Bangkok 2025
Hasto Jokowi
Hasto Ungkap Diintimidasi agar Tak Pecat Jokowi, Ngaku Ada Saksi!
maxresdefault
BWF Gelar Piala Dunia AirBadminton Pertama di UEA
Clara Shinta
Umumkan Menikah, Clara Shinta Kini Punya Nama Baru Pemberian Ustaz Terkenal!
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

3

Erwin Gaungkan Perang terhadap Bank Emok: UMKM Harus Naik Kelas, Bukan Terjerat Utang!

4

Setelah Diresmikan Persib, Alfeandra Dewangga Diminta Bobotoh Untuk Hitamkan Rambut

5

Link Live Streaming RB Salzburg vs Real Madrid Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Headline
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Skuat Persib Bandung di Piala Presiden Diduga Bocor 
Skuat Persib Bandung di Piala Presiden Diduga Bocor 
Prakiraan Cuaca BMKG
Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal
Manchester City
Manchester City Lolos ke Fase Gugur Usai Libas Juventus 5-2 di Piala Dunia Antarklub 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.