DENPASAR, TM.ID : Bali butuh strategi khusus untuk menumbuhkan serta menguatkan sektor pariwisata.
Menurut Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, ada tiga strategi yang perlu dipertimbangkan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Bali ke depan.
Kepala KPwBI Bali Trisno Nugroho mengatakan, Bali memang memiliki potensi daya tarik pariwisata yang luar biasa baik dari sisi alam, budaya, laut, akomodasi dan lainnya.
“Namun, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan,” kata Kepala KPwBI Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat (6/1/2023).
Kettiga strategi yang perlu dipertimbangkan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Bali tersebut yakni aksesibelitas, atraksi, dan promosi.
Dari sisi aksesibilitas, lanjut dia, Bali dapat dikembangkan sebagai “super hub tourism” yang mencakup Bali, NTB (Mandalika) dan NTT (Bajo) baik melalui jalur udara maupun laut.
“Perubahan tren wisata yang lebih dekat ke alam dan local experience (pengalaman lokal), serta penambahan daya tarik wisata dari NTB dan NTT akan meningkatkan minat wisatawan yang datang ke Bali,” ujarnya.
Selanjutnya transportasi umum antar destinasi wisata di Bali juga perlu mendapat perhatian untuk mempermudah mobilitas wisatawan.
“Sebagai contoh, minat wisman yang sangat tinggi ke Canggu, namun sarana pendukung transportasinya belum siap, sehingga sering terjadi kemacetan,” ucapnya.
Kemudian dari sisi atraksi. Selain wisata alam, pengembangan Bali sebagai medical & wellness tourism (wisata medis dan kebugaran) serta tempat favorit bagi digital nomad masih sangat besar.
“Pengembangan atraksi tersebut dapat menarik minat wisatawan dan memperpanjang lama tinggal wisman di Bali,” katanya.
Selanjutnya terkait promosi, meski Bali sudah terkenal, namun jumlah wisman Eropa dan Amerika lebih banyak yang datang ke Thailand. Oleh karena itu perlu meningkatkan promosi ke negara-negara yang menjadi kantong wisman.
“Yang tidak kalah penting, perlu kolaborasi yang lebih baik antara kementerian, Pemprov Bali dan seluruh pemkab/pemkot, serta pelaku usaha di Bali dalam melakukan peningkatan promosi di luar negeri,” ucapnya.
Di sisi lain, Trisno mengatakan apabila dilihat hasil survei UNWTO pada November 2022, prospek pariwisata pada tahun 2023 akan lebih baik dibandingkan tahun 2022.
BACA JUGA: Bali Maritime Tourism Hub: Ada Ikon Baru di Pelabuhan Benoa, Patung Lion Fish Setinggi 32 Meter
Minat masyarakat global, ujar dia, untuk melakukan pariwisata masih sangat tinggi. Pemantauan Bank Indonesia, jumlah maskapai dan frekuensi penerbangan domestik dan internasional yang datang ke Bali trennya semakin meningkat.
“Proyeksi kami, jumlah wisman pada tahun 2023 akan mencapai sekitar 3 juta orang. Kami optimistis di tengah tantangan risiko perlambatan ekonomi global, ekonomi Bali tahun 2023 akan tumbuh pada range 4,40 – 5,20 persen,” katanya.
Berdasarkan data BPS, pada Triwulan III 2022, ekonomi Bali tumbuh sebesar 8,09 persen(yoy), menguat dari 3,05 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
“Pertumbuhan ekonomi Bali pada 2022 ditopang oleh kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, kemudian transportasi, dan perdagangan seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan,” kata Trisno.
Selain itu, banyaknya proyek pembangunan dalam rangka persiapan pelaksanaan Presidensi G20 juga menjadi pendorong kinerja konstruksi Bali tahun 2022.
(Budis)