BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Di tengah krisis lingkungan terkait sampah di Kota Bandung, Jawa Barat, yang tak kunjung selesai, Bank Sampah Bersinar Nuri Sindang Jaya hadir sebagai solusi.
Tumpukan sampah di Kota Bandung dan sekitarnya saat ini masih mejadi permasalahan yang belum terselesaikan.
Namun, di tengah permasalahan penumpukan sampah tersebut, sejumlah warga berinisiatif mendirikan bank sampah sebagai solusi mengurangi limbah.
Berikut data yang didapatkan tim Teropong Media dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung terkait penanganan sampah:
- Satu Bank Sampah Induk yang merupakan bagian dari UPT Pengelolaan Sampah
- 519 Bank Sampah Unit yang tersebar di 30 Kecamatan.
10 tahun Bank Sampah Bersinar Nuri Sindang Jaya Beroperasi
Salah satu bank sampah yang aktif beroperasi di Kota Bandung adalah Bank Sampah Nuri, yang terletak di Jl. Desa, Sindang Jaya, Kecamatan Mandalajati.
Bank Sampah Nuri dibangun sejak tahun 2015, Bank Sampah Nuri menjadi pelopor di kelurahan ini.
“Kami menerima sampah dari warga. Bukan hanya dari RW 3 aja, kita nerima juga dari kecamatan lain, termasuk dari puskesmas sebagai nasabah,” ujar Siti Robiah (44), salah satu pengurus bank sampah.
BACA JUGA: DLH Mataram Jual 15 Ton Sampah Plastik ke Bank Sampah, Jabar Kapan?
Siti Robiah (44) juga mengungkapkan sampah yang dapat disetorkan hanya kardus, botol plastik, gelas plastik, dan berbagai kemasan bekas lainnya. Namun, terdapat syarat khusus sebelum sampah diterima oleh Bank Sampah Nuri.
“Kami sering mendapat botol yang dicampur sampah didalamnya, seperti berisi tisu, bahkan pernah ada pembalut juga. Jadi disini diberitahukan kalau disini mah bank sampah bukan tempat sampah,” ungkapnya.
Setiap minggu, Bank Sampah Nuri mampu menerima 100 kilogram sampah. Proses pengelolaan sampah di Bank Sampah Nuri dilakukan dengan pemilahan ketat.
Botol plastik dipisahkan berdasarkan jenisnya, gelas plastik dipotong menjadi bagian yang lebih bersih, dan plastik bening serta plastik hitam dikategorikan secara terpisah.
Proses pengolahan ini dilakukan setiap hari Selasa dari jam 8 sampai jam 11. Setelah itu, di jam 12 siang sampah diangkut ke pusat di Bank Sampah Bersinar, Bojongsoang, agar tidak terjadi penumpukan atau penimbunan sampah.
Kerjasama Bank Sampah Nuri
Bank Sampah Nuri bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan dampak dari pengolahan sampah. Salah satunya dengan Alfamart, yang menjalankan program pertukaran sampah dengan sembako.
Warga dapat menukarkan sampah yang telah dipilah dengan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, bank sampah ini bermitra dengan Thebiya Project, sebuah komunitas yang memproduksi sampah menjadi sebuah produk untuk dijual.
Setiap bulan, Bank Sampah Nuri menyuplai bahan baku, salah satunya berupa plastik kresek yang telah dipress manual menggunakan setrika.
Sistem di Bank Sampah Nuri memungkinkan warga untuk menabung dari hasil sampah yang disetorkan. Nasabah bisa mencairkan tabungan menjelang lebaran dalam bentuk uang atau sembako.
Salah satu pengurus Bank Sampah Nuri, Yakub (46) mengungkapkan, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah, termasuk keterbatasan tempat, alat pendukung, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
“Kami berharap ada bantuan fasilitas, seperti mesin pengepres plastik. Karena, kalau pake setrikaan panasnya kadang suka ga merata. Disini baru ada 90 nasabah, padahal jika lebih banyak warga terlibat, dampaknya pasti lebih besar,” ungkapnya.
Kegiatan positif ini juga mendapat perhatian dan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung. DLH berpendapat salah satu kunci sukses dalam pengelolaan sampah khususnya dalam hal pengurangan sampah adalah melalui peran serta dan partisipasi masyarakat.
“Pemerintah Kota Bandung melalui DLH sangat mendukung implementasi
dan keberlanjutan program-program tersebut dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan sampah di Kota Bandung,” ujar Dudy Prayudi
(Magang UIN SGD/Khansa Az-Zahra-Aak)