Site icon Teropong Media

Apakah Suntik Testosteron Memiliki Risiko Tinggi?

Risiko suntik testosteron

Ilustrasi. (Istockphoto)

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dalam sebuah podcast, pentolan band Dewa 19 dan anggota DPR RI, Ahmad Dhani ungkap rutin suntik testosteron untuk menjaga stamina agar tetap prima di tengah jadwalnya yang sangat padat. Namun, adakah risiko dari suntik testosteron ?

Meski memiliki manfaat yang signifikan, suntik hormon testosteron juga bisa membawa risiko tertentu yang penting untuk Anda pahami. Di bawah ini merupakan ulasan mengenai manfaat serta risiko dari suntik testosteron.

Peran Hormon Testosteron dalam Tubuh Pria

Testosteron adalah hormon yang diproduksi oleh testis dan memiliki pengaruh besar terhadap berbagai aspek kesehatan pria. Hormon ini berperan dalam menjaga kepadatan tulang, kekuatan otot, pertumbuhan rambut, produksi sel darah merah, gairah seksual, dan produksi sperma.

Namun, beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan penurunan kadar hormon ini. Dalam situasi seperti ini, suntik hormon testosteron sering menjadi solusi untuk mengembalikan keseimbangan hormon dalam tubuh.

Manfaat Suntik Hormon Testosteron

Pada pria, kadar testosteron yang dianggap normal berkisar antara 300–1.000 ng/dL. Produksi hormon ini umumnya mulai menurun secara alami setelah usia 30 tahun.

Penurunan kadar testosteron dapat memunculkan sejumlah gejala, seperti:

Terapi suntik hormon testosteron menjadi salah satu cara untuk mengatasi gejala-gejala tersebut. Selain dalam bentuk suntikan, hormon ini juga tersedia dalam bentuk gel, koyo, atau implan yang dipasang langsung oleh dokter.

Proses dan Frekuensi Suntikan

Sebelum menerima suntik hormon testosteron, pasien perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, termasuk pengukuran kadar testosteron dalam darah. Dokter juga biasanya akan memeriksa jumlah sel darah merah untuk memastikan prosedur ini aman.

Penyuntikan biasanya setiap 7–14 hari secara teratus, tergantung pada kondisi pasien. Lokasi penyuntikan meliputi otot bokong, paha, atau perut, dan atas dasar di bawah pengawasan dokter atau tenaga medis profesional.

Setelah penyuntikan, kadar testosteron dalam tubuh akan meningkat pesat selama 2–3 hari, kemudian menurun perlahan hingga suntikan berikutnya. Banyak pria melaporkan perbaikan gejala rendah testosteron dalam waktu 6 minggu, sementara peningkatan massa otot biasanya terlihat setelah 3–6 bulan terapi.

Risiko Suntik Hormon Testosteron

Di balik manfaatnya, suntik hormon testosteron memiliki risiko efek samping yang perlu Anda waspadai, seperti:

Terapi ini juga tidak disarankan bagi pria dengan kondisi tertentu, seperti pembesaran prostat jinak, kanker prostat, gangguan pembekuan darah, apnea tidur, atau gagal jantung. Terapi hormon testosteron berisiko memperburuk kondisi tersebut.

Pria yang berusia lanjut atau memiliki kadar sel darah merah tinggi juga harusnya menghindari terapi ini karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Bagi penderita kanker prostat, terapi testosteron jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyebaran kanker (metastasis).

BACA JUGA: Penting! Penyebab Utama Kanker Rahim pada Usia Muda

Itulah sejumlah manfaat serta risiko yang kemungkinan terjadi, apabila Anda melakukan suntik testosteron. Lihatlah kondisi kesehatan Anda terlebih dahulu untuk memastikan aman atau tidak melakukan suntik hormon yang satu ini.

 

(Virdiya/Aak)

Exit mobile version