Apa Itu Rip Current, Arus Kuat yang Seret Belasan Siswa di Pantai Drini?

Penulis: Anisa

smpn 7 mojokerto
(phys.org)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Fenomena rip current atau arus karau memiliki karakteristik yang membuatnya sangat berbahaya bagi para perenang. Kejadian ini sering terjadi di pantai-pantai berombak seperti perairan selatan Yogyakarta, terutama bulan Januari 2025 seperti sekarang.

Rip current terjadi ketika gelombang laut yang menghantam pantai kembali ke laut melalui saluran sempit di antara ombak yang lebih tinggi. Hal ini menciptakan arus kuat yang dapat menyeret siapa saja yang ada di jalurnya ke tengah laut dengan kecepatan tinggi.

Banyak pantai di selatan Yogyakarta, seperti Parangtritis, Pantai Baron, dan Pantai Drini terkenal memiliki arus rip yang kuat sehingga wisatawan harus lebih berhati-hati. Terutama saat berenang atau bermain air di zona berbahaya yang tidak diawasi oleh petugas SAR atau penjaga pantai.

Penjelasan Rip Current

Rip current adalah arus kuat yang mengarah dari pantai menuju laut lepas dan dapat terjadi di berbagai jenis pantai, terutama yang memiliki karakteristik gelombang besar dan garis pantai yang curam.

Fenomena ini terjadi akibat perbedaan tekanan air di permukaan laut yang dipicu oleh gelombang yang pecah tidak merata, sehingga menciptakan saluran sempit yang mempercepat pergerakan air kembali ke laut dengan kecepatan yang dapat mencapai lebih dari 2 meter per detik.

Faktor lain yang dapat memicu rip current adalah kondisi pasang surut, bentuk pantai, serta struktur dasar laut yang dapat membentuk saluran alami bagi arus untuk bergerak lebih cepat ke arah laut lepas, membuatnya sulit dihindari bagi siapa saja yang terjebak di dalamnya.

Ciri-Ciri Rip Current

Rip current sering kali tidak terlihat secara kasat mata, tetapi ada beberapa tanda yang dapat dikenali untuk menghindari zona berbahaya ini sebelum memasuki air laut.

Salah satu ciri utama rip current adalah adanya jalur air yang lebih gelap di antara ombak yang pecah, yang menunjukkan pergerakan arus ke arah laut dengan kecepatan tinggi, serta area yang terlihat lebih tenang dibandingkan sekitarnya, yang sebenarnya adalah jalur arus balik yang dapat menyeret perenang tanpa disadari.

Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah pergerakan buih atau busa laut yang terlihat bergerak lurus ke arah laut, serta adanya perbedaan warna air di beberapa bagian pantai yang menunjukkan adanya saluran arus yang lebih dalam dan lebih kuat daripada area sekitarnya.

BACA JUGA: Rombongan Outing Class SMPN 7 Mojokerto Tiba, Jenazah 3 Siswa Tiba di Rumah Duka

Rip current memang berbahaya, tetapi dengan pemahaman yang baik dan kesadaran akan tanda-tandanya, kamu bisa menghindari risiko dan tetap menikmati keindahan pantai dengan aman.

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Rismon Jokowi
Isu Ijazah Palsu Belum Selesai, Kini Rismon Sianipar Curigai Akta Kelahiran Jokowi!
HIV remaja sukabumi
Waspada! Risiko HIV Hantui Remaja Sukabumi
turis brasil jatuh ke rinjani-1
Bukan Hipotermia, Ini Sebab Kematian Turis Brasil yang Jatuh di Rinjani
Kejagung cegah nadiem keluar negeri-2
Kejagung Kumpulkan Bukti Sebelum Panggil Lagi Nadiem Makarim
lindblad_1
Red Bull Siapkan Arvid Lindblad Debut di FP1 Silverstone
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

3

Link Live Streaming RB Salzburg vs Real Madrid Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot

4

Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal

5

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral
Headline
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Skuat Persib Bandung di Piala Presiden Diduga Bocor 
Skuat Persib Bandung di Piala Presiden Diduga Bocor 
Prakiraan Cuaca BMKG
Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal
Manchester City
Manchester City Lolos ke Fase Gugur Usai Libas Juventus 5-2 di Piala Dunia Antarklub 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.