Site icon Teropong Media

Ancaman Gempa Skala Besar Intai Kota Bandung, BMKG Imbau Masyarakat Siap Siaga

Ancaman Gempa Skala Besar Intai Kota Bandung, BMKG Imbau Masyarakat Siap Siaga

Ilustrasi-Sesar Lembang (Pinterest)

BANDUNG, TEROPONGMEDIA. ID — Ancaman gempa bumi berskala besar mengintai Kota Bandung. Berdasarkan pemodelan shakemap terbaru dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), 30 kecamatan di Bandung diprediksi akan terdampak guncangan gempa dengan skala VI hingga VIII MMI, yang dapat menimbulkan kerusakan yang cukup signifikan.

Potensi dampaknya mulai dari retakan dinding, atap bangunan jatuh, kaca pecah, hingga robohnya sebagian bangunan sederhana. Ancaman ini berkaitan erat dengan aktivitas Sesar Lembang, yang diketahui memiliki potensi gempa dengan skala merusak.

Adapun daftar kecamatan yang akan terdampak berdasarkan perkiraan BMKG yakni Andir, Cibeunying Kaler, Cibiru, Cicendo, Cidadap, Coblong, Mandalajati, Sukajadi, Sukasari, Ujungberung, Astana Anyar, Antapani, Arcamanik, Babakan Ciparay, Bandung Kidul, Bandung Kulon, Bandung Wetan, Batununggal, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Buahbatu, Cibeunying Kidul, Cinambo, Gedebage, Kiaracondong, Lengkong, Panyileukan, Rancasari, Regol, dan Sumur Bandung.

Baca Juga:

Bandung Tambah Dua Kampung Siaga Bencana, Fokus di Wilayah Patahan Lembang

Gunung Putri Lembang dan Mitos Dayang Sumbi

“Kita tidak bisa memprediksi kapan gempa terjadi, tapi kita bisa menyiapkan diri mulai hari ini. Jangan tunggu sampai bencana datang baru kita bergerak,” kata Kepala BMKG Bandung Kelas I, Teguh Rahayu, Jumat (13/6/2025).

Peringatan tersebut juga diperkuat melalui Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor: 128/PB.01.03/BPBD tentang peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman gempa bumi Megathrust Selat Sunda dan Sesar Lembang.

Oleh karena itu, Teguh pun mengimbau masyarakat agar tetap waspada dengan cara sebagai berikut:

1. Tingkatkan edukasi dan pemahaman masyarakat melalui sosialisasi dan simulasi evakuasi.

2. Pastikan jalur evakuasi dan tempat evakuasi sudah siap, lengkap dengan rambu-rambu dan peringatan dini.

3. Gunakan Early Warning System berbasis kearifan lokal seperti kentongan, alarm, atau speaker masjid.

4. Segera menjauh dari pantai jika terjadi gempa kuat.

5. Hindari bangunan yang retak atau rusak. Pastikan rumah aman sebelum kembali masuk.

“Yang lebih berbahaya dari gempa itu bukan hanya guncangannya, tapi kepanikan dan kurangnya persiapan. Kita harus bersama-sama membangun budaya siaga bencana,” ujarnya

Selalu percayakan informasi gempa dan tsunami kepada BMKG atau instansi resmi pemerintah agar terhindar dari hoaks. (Kyy/_Usk)

Exit mobile version