Site icon Teropong Media

AMS Soroti Konflik Kebun Binatang Bandung, Warisan dan Sejarah Budaya Sunda

AMS Soroti Konflik Kebun Binatang Bandung, Warisan dan Sejarah Budaya Sunda

Wisatawan di Kebun Binatang Bandung(Kyy/TM)

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Konflik internal dalam pengelolaan Kebun Binatang Bandung kembali mencuat dan menyita perhatian publik. Meski operasional kebun binatang sudah dibuka kembali pada Jumat (4/7/2025) kemarin, usai sempat ditutup sehari sebelumnya, perebutan klaim legalitas pengelolaan antar pihak masih terus berlangsung.

Ketegangan ini turut mengundang perhatian Angkatan Muda Siliwangi (AMS) dan sejumlah tokoh masyarakat Sunda. Ketua Umum AMS, Rully H. Alfiady, mengungkapkan keprihatinannya atas kericuhan yang terjadi, bahkan hingga menimbulkan korban luka.

“Kami sangat prihatin dengan insiden yang terjadi. Ini mencoreng citra Bandung sebagai kota yang dikenal damai dan ramah. Apalagi sampai ada korban luka—ini jelas tidak bisa dibenarkan,” kata Rully saat ditemui di Jalan Braga, Bandung, Sabtu (5/7/2025).

Rully menegaskan siapa pun pihak yang memberikan kuasa pengelolaan terhadap aset Kebun Binatang Bandung, yang saat ini masih berstatus sitaan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, harus bertanggung jawab atas pecahnya konflik.

“Pemberian hak kelola tanpa kejelasan justru menjadi sumber konflik. Dan ini harus dikoreksi,” tegasnya.

Rully juga menegaskan pentingnya mempertahankan Kebun Binatang Bandung (derenten) sebagai salah satu warisan budaya dan sejarah warga Sunda. 

Rully menyebut masyarakat Sunda, khususnya warga Kota Bandung, memiliki hak sejarah dan kultural atas kebun binatang yang sudah berdiri sejak 1933 itu.

Baca Juga:

Kebun Binatang Bandung Tutup Gegara Konflik Manajemen, 7 Satwa Mati

Korupsi Penguasaan Lahan Kebun Binatang Bandung Tembus Rp25 M

“Kami menghormati dan mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Raden Ema Brata Kusumah, yang telah mewariskan kebanggaan bagi warga Bandung. Kami akan konsisten mendukung agar derenten tetap dikelola dan dijaga oleh orang Sunda,” ujarnya.

AMS juga mendorong Pemerintah Kota Bandung untuk segera turun tangan dalam menangani konflik ini. Menurutnya, sudah sepatutnya pemkot tidak bersikap pasif terhadap aset budaya yang bernilai tinggi ini.

“Ini bukan sekadar tempat wisata. Ini simbol sejarah dan budaya Bandung. Pemkot harus hadir, melindungi dan memastikan tidak jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. Sekarang publik sedang menguji: pemkot berpihak pada kebenaran, atau pada kepentingan,” pungkasnya.

Dengan konflik yang masih terus berlangsung, masyarakat kini menanti sikap tegas Pemkot Bandung untuk menyelesaikan kisruh pengelolaan, sekaligus menjaga kebun binatang sebagai bagian penting dari identitas budaya Kota Bandung. (Kyy/_Usk)

Exit mobile version